Kapal tertua penampung produksi minyak Pertamina segera dipensiunkan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kapal produksi minyak Arco Ardjuna milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memasuki masa pensiun pada bulan ini, setelah bertugas selama lebih dari setengah abad.

Mengambang sekitar 95 kilometer di lepas pantai Laut Jawa, kapal floating storage and offloading (FSO) Arco Ardjuna merupakan fasilitas penyimpanan minyak lepas pantai pertama di Indonesia dan tertua yang masih beroperasi di dunia.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, dalam pengumuman yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan FSO Arco Ardjuna penting dalam sejarah industri migas di Indonesia.

Muzwir berharap warisan FSO Arco Ardjuna dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan.

“FSO Arco Ardjuna bukan hanya rumah, tapi juga rumah kedua bagi kami. Meski permasalahan yang kami hadapi tidak sedikit, namun semangat dan kerja keras seluruh tim menjadi kekuatan terbesar kami,” ujarnya.

FSO Arco Ardjuna berperan sebagai fasilitas penerimaan, penyimpanan dan pengiriman minyak mentah sebelum diangkut oleh kapal tanker ekspor ke kilang untuk diolah.

Arco Ardjuna FSO yang mulai beroperasi pada tahun 1972 tidak hanya menjadi tulang punggung produksi minyak di lapangan PHE ONWJ lepas pantai, tetapi juga merupakan simbol keandalan teknis.

Dengan kapasitas penyimpanan sebesar satu juta barel, FSO Arco Ardjuna telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.

Pertamina akan mengganti FSO Arco Ardjuna dengan fasilitas penyimpanan baru yang lebih andal, efisien dan modern.

Manajemen PHE ONWJ menyampaikan transformasi pabrik ini merupakan bagian perusahaan untuk terus meningkatkan keandalan dan keselamatan operasional serta lingkungan, sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan industri migas saat ini.

FSO Arco Ardjuna memiliki panjang 142,6 meter, lebar 48,2 meter, berat 153.202 ton, dan kapasitas penyimpanan satu juta barel.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours