Menparekraf Sandiaga Uno Ajak Ribuan Santri di Malang Menjadi Digitalpreneur

Estimated read time 2 min read

MALANG – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, terpesona dengan penampilan tari sufi dan kesenian lainnya yang dibawakan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Kalijogo, Kabupaten Malang.

Kunjungan Sandiaga ke Pondok Pesantren di Dusun Gandon Barat, Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung, Minggu sore (28/7/2024), bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada Wirausaha Digital Pelajar Indonesia (SDPI), sebuah program di bawah Kementerian Pariwisata. dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Pelatihan SDPI di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo berlangsung selama empat hari mulai Sabtu hingga Selasa (30/07/2024). Salah satu praktisi materinya adalah Ajie Pangestu, seorang influencer yang terkenal dengan konten religi di Instagram dan TikTok.

Sandiaga berharap mahasiswa bisa meneladani Ajie Pangestu yang memiliki lebih dari satu juta pengikut di kedua platform media sosial tersebut. “Pelajari hal-hal yang baik dan lakukan hal-hal yang positif sesuai syariat Islam. Sebelum diskusi, mudah saja menjadi teladan dalam dunia wirausaha,” kata Sandiaga di hadapan ribuan mahasiswa.

Menteri berusia 55 tahun itu juga menegaskan agar mahasiswa bisa berkreasi sesuai bidangnya seperti yang dilakukan Ajie Pangestu dan memotivasi mahasiswa untuk terus berkarya. “Memberikan materi tentang kreativitas, bagaimana kita bisa menerapkan etos kerja, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas, agar para mahasiswa ekonomi digital ini mempunyai pemikiran kreatif dan percaya kepada saya di era ekonomi digital,” dia menjelaskan.

Sandiaga menambahkan, peran santri dalam industri digital Indonesia sangat diperlukan mengingat total pangsa pasar digital Indonesia mencapai $130 miliar. Dengan melatih siswa menjadi wirausaha digital diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian.

“Mahasiswa ini harus menjadi pemain dan bukan penonton, mereka harus mampu menghasilkan hasil finansial, membuka peluang usaha, sehingga ekonomi digital kita bisa diperankan oleh mahasiswa. Program ini sudah berjalan memasuki tahun keempat dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan karena total masih ada lebih dari 40.000 siswa di Indonesia. Tapi ini salah satu yang terbesar di Jatim, jelasnya.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kyai atas dukungannya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada para kyai karena mereka bisa merasakan interaksi tersebut dan ternyata karena interaksi yang saya lakukan dengan para santri, mereka juga mempunyai ilmu yang sangat baik”, tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours