Konjen RI di Shanghai optimis investasi dari lima wilayah China tumbuh

Estimated read time 3 min read

Nantong (ANTARA) – Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Berlianto Situngkir mengaku senang investasi dari lima wilayah kerjanya di China tumbuh tahun ini, meski bisnis di China sedang lesu.

“Meskipun kondisi global dan domestik sedikit melambat pada tahun ini, saya yakin bisnis yang baik akan terus berlanjut, terutama di wilayah yang dilayani oleh Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Shanghai, yaitu Shanghai, Jiangsu, Zhejiang, Anhui dan Jiangxi,” kata Berlianto, Selasa di Nantong, Provinsi Jiangsu, Tiongkok.

Hal itu diungkapkan Berlianto pada Konferensi Investasi Indonesia-China 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Penanaman Modal/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan dihadiri sekitar 100 perusahaan mulai dari konstruksi, teknologi, logistik, semen, otomotif, perumahan, lingkungan hidup, keuangan, tekstil, dan lainnya. sektor.

Berlianto juga menjelaskan di lima wilayah kerja tersebut, pada semester I tahun 2024, total perdagangan Provinsi Jiangsu dengan Indonesia mencapai $12,01 miliar, Provinsi Zhejiang nilai $10,02 miliar, Kota Shanghai nilai $9,3 miliar, Provinsi Anhui nilai US$1,04 miliar, dan Provinsi Jiangxi adalah US$800 juta.

Sementara dari sisi investasi, Jiangsu berkomitmen pada 195 proyek senilai US$5,65 miliar, Shanghai berkomitmen pada 6 proyek senilai US$94,18 juta, Zhejiang berkomitmen pada 225 perusahaan dengan total US$ 22,84 miliar dolar AS, provinsi tersebut adalah Anhu78,5 juta dollar AS dan 11 perusahaan asal provinsi Jiangxi dengan nilai kontrak 53,47 juta dollar AS.

“Ukuran Indonesia, lokasi yang strategis, dan sumber daya alam menjadikannya bagian penting dalam perdagangan dan investasi internasional,” kata Berlianto.

Apalagi, Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil sebesar 5,05 persen pada tahun 2023 dan didukung oleh jumlah penduduk sebanyak 281,6 juta jiwa.

Indonesia juga kaya akan sumber daya alam seperti nikel, timah, bauksit, tembaga, serta energi terbarukan dengan perkiraan potensi sebesar 437,4 gigawatt.

“Sebagai dua negara berkembang, Indonesia dan Tiongkok mempunyai banyak kepentingan dalam pembangunan dan kerja sama global,” kata Berlianto.

Secara ekonomi, pada tahun 2019, volume perdagangan kedua negara sebesar 79,76 miliar dolar AS, namun lima tahun kemudian, pada tahun 2023, jumlahnya melonjak menjadi 139,41 miliar dolar AS, hingga menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok bagi Indonesia.

Pada tahun 2023, nilai modal Tiongkok sebesar 7,4 miliar dolar AS atau nomor dua setelah Singapura yang sebesar 15,4 miliar dolar AS.

Lima sektor utama investasi Tiongkok di Indonesia adalah industri pengolahan logam; transportasi, penyimpanan dan komunikasi; bahan kimia dan farmasi, termasuk fasilitas industri, listrik, gas dan air; tempat tinggal dan kantor. Sedangkan berdasarkan lokasi, wilayah dengan investasi terbanyak di Tiongkok adalah Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Maluku Utara, Jakarta, dan Banten.

Sedangkan pada tahun 2024, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan mencapai total investasi sebesar Rp1.650 triliun.

Tujuan ini dirancang untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas lima persen.

Informasi penyelesaian investasi periode Januari-Juni (semester I) tahun 2024 mencapai Rp 829,9 triliun atau 50,3 persen dari total target tahun 2024 yakni Rp 1.650 triliun. Melalui investasi sukses tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.225.042 orang pada semester 1 tahun 2024.

Selain Berliant, acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Presiden Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan, Direktur Promosi Kawasan Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. . Di Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, Direktur IIPC Beijing Evita Sanda dan staf terkait lainnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours