Hadirkan Ahli Kesehatan Otak, Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III Gelar Kuliah Pakar

Estimated read time 2 min read

Jakarta – Politeknik Kesehatan III Jurusan Fisioterapi Sukabumi sukses menyelenggarakan Expert Lecture Series dengan tema utama Pendekatan Inovatif Neurofisioterapi dan Pengembangan Profesi di Auditorium Lt. 4 Politeknik Kesehatan III Jakarta, Jumat (23/8/2024)

Kepala Departemen Fisioterapi Kementerian Kesehatan Jakarta III, Fisio Muhammad Ali, Fr. Bidang kesehatan mental

Kegiatan rangkaian ini sesuai dengan Visi Ilmiah Fisioterapi Politeknik Fisioterapi Jakarta III Tahun 2024, yaitu menghasilkan lulusan fisioterapi yang profesional dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi fisioterapi di bidang kesehatan jiwa. . “

Ali menambahkan, kegiatan kuliah pakar ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang fisioterapi khususnya kesehatan otak dengan menyajikan kajian ilmiah dengan mempertimbangkan inovasi terkini terkait diagnosis fisioterapi di bidang neurologi.

Hal ini merupakan bagian dari upaya kami di Departemen Fisioterapi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa selain memperkaya pemahaman berbagai aspek klinis dan teori fisioterapi khususnya neuro-fisioterapi, kata Ali dalam keterangan resminya, Jumat. (23/2024).

Ketua Program Studi Sarjana Politeknik Kesehatan 3 Jakarta Physio Zahra Satibani, S.T.R. , adalah kesehatan otak, sehingga diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan wadah ilmiah bagi civitas akademika untuk berbagi ilmu demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi fisioterapi di Indonesia.

Pada seri kuliah ahli kedua ini, pembicaranya adalah Physio Pramudia Utama, SST.FT., Ftr., M.Fis. yang merupakan ketua Persatuan Fisioterapi Neurologi Indonesia (PFNI).

Tantangan kita kedepannya akan semakin besar karena pasien stroke sangat membutuhkan pengobatan fisioterapi. Namun daya tahan juga menjadi kunci penting dalam pelayanan fisioterapi dengan memberikan olahraga, ujar Physio Pramudia dalam pemaparannya.

Menurut Pramudia, stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia akibat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Dalam pemaparannya, Pramudia juga mengulas tentang pembuluh darah dan bagian otak, dengan tujuan untuk memahami dari mana kelainan yang terlihat pada pasien stroke dapat diidentifikasi dan dari mana kerusakan otak tersebut berasal.

“Sebagai seorang fisioterapis, dalam pengobatan stroke harus memahami bagaimana tubuh manusia bergerak dengan memahami bagaimana pasien mendapat masukan sensorik. Semua gerakan yang dilakukan manusia dapat menggabungkan kemampuan visual, pendengaran dan taktil atau taktil untuk memulai gerakan sebagai sumber tubuh. kontraksi sensorik, tenaga dan presisi Otot pasien kita juga harus diperhatikan, kata Pramudia.

Selain itu ada pula latihan berbaring, duduk, berdiri, keseimbangan sambil berdiri, dan berjalan. Selain pelatihan fisik, keterampilan kognitif pasien juga harus dilatih melalui pelatihan kognitif yang dapat meningkatkan fungsi kognitif dan memori pasien.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours