Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir Tidak Mengutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh

Estimated read time 2 min read

RIYADH – Pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, pada hari Rabu mendapat banyak perhatian politik dan media di seluruh dunia, dan banyak negara mengutuk keras pembunuhan tersebut.

Negara-negara yang mengutuk pembunuhan tersebut antara lain Indonesia, Irak, Suriah, Aljazair, Yordania, Oman, Yaman, Kuwait, Tunisia, serta Turki, Malaysia, Pakistan, Afghanistan, Tiongkok, dan Rusia.

Namun negara-negara besar Arab lainnya, hingga berita ini diturunkan, belum mengeluarkan pernyataan mengenai pembunuhan tersebut, termasuk Arab Saudi.

Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain belum mengutuk kejahatan tersebut, namun telah menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan “eskalasi regional”.

Mesir dalam pernyataannya memperingatkan dampak kebijakan pembunuhan dan pelanggaran kedaulatan negara serta kemungkinan tindakan tersebut mengarah pada konflik di kawasan.

Para pengamat mencatat bahwa pernyataan Mesir tersebut tidak secara langsung membahas pembunuhan Haniyeh, juga tidak menyebutkan namanya atau Iran; di mana dia dibunuh.

Sementara itu, Uni Emirat Arab mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan pihaknya “memantau dengan cermat perkembangan pesat kawasan” dan menyatakan “keprihatinan mendalam atas eskalasi yang terus berlanjut dan dampaknya terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan.”

UEA menggarisbawahi pentingnya sikap moderat dan hati-hati untuk menghindari risiko dan memperluas cakupan konflik.

Demikian pula Kementerian Luar Negeri Bahrain memperingatkan eskalasi di kawasan dan dampaknya terhadap keamanan di Timur Tengah.

Kementerian bertanya kepada PBB. Dewan Keamanan dan komunitas internasional mendukung upaya negara-negara untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours