Ilmuwan Berhasil Menumbuhkan Pohon Sheba dari Benih Kuno 1.000 Tahun, Ada di Alkitab!

Estimated read time 3 min read

ISRAEL – Para ilmuwan berhasil menumbuhkan pohon dari benih purba yang ditemukan di sebuah gua di gurun Yudea. Pohon ini diyakini merupakan spesies yang telah punah dan memiliki khasiat obat yang disebutkan beberapa kali dalam Alkitab.

14 tahun menunggu Sheba Benih berusia 1.000 tahun ini ditemukan oleh para arkeolog pada akhir tahun 1980-an. Setelah berusaha selama 14 tahun, para peneliti akhirnya berhasil menanam pohon dari benih tersebut. Pohon yang diberi nama “Sheba” itu sekarang tingginya sekitar 3 meter, memungkinkan para ilmuwan untuk menggambarkan secara lengkap ciri-cirinya.

Asal dan khasiat obat

Analisis DNA, kimia, dan radiokarbon pada pohon Sheba mengungkap petunjuk baru tentang asal usulnya. Benih-benih tersebut diyakini berasal dari tahun 993 dan 1202 M dan mungkin berasal dari populasi pohon yang sekarang sudah punah di Levant selatan, sebuah wilayah yang mencakup Israel, Palestina, dan Yordania saat ini.

Menariknya lagi, para peneliti percaya bahwa Saba mungkin adalah sumber “tsori” yang disebutkan dalam Alkitab. Artinya, ekstrak damar yang dikaitkan dengan penyembuhan dalam kitab Kejadian, Yeremia dan Yehezkiel.

“Identitas ‘tsori’ dalam Alkitab (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai ‘balsem’) telah lama diperdebatkan,” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Genus Commiphora: Keluarga Pohon Kemenyan dan Mur Para peneliti menetapkan bahwa Sheba termasuk dalam genus Commiphora, yang merupakan bagian dari keluarga pohon kemenyan dan mur (Burseraceae). Tanaman Commiphora banyak ditemukan di Afrika, Madagaskar dan Semenanjung Arab.

Meski belum berbunga, analisis menunjukkan bahwa Sheba berkerabat dekat dengan tiga spesies Commiphora yang ditemukan di Afrika Selatan.

Bukan sumber Balsem Yudea, tapi kaya akan khasiat penyembuhan Pada awalnya, para peneliti menduga bahwa Saba mungkin adalah sumber “Balsem Yudea”, sebuah parfum dan dupa yang berharga di zaman kuno. Namun, analisis kimia menunjukkan bahwa Sheba tidak memiliki karakteristik senyawa aromatik balsam Yudea.

Di sisi lain, Sheba kaya akan senyawa dengan khasiat obat, seperti triterpenoid pentasiklik yang memiliki sifat anti inflamasi dan anti kanker, serta squalene yang memiliki sifat antioksidan dan melembutkan kulit.

“Kami percaya temuan ini mendukung hipotesis kedua kami, bahwa ‘Sheba’ … mungkin mewakili tanaman merambat yang telah punah (atau setidaknya punah) yang dulunya berasal dari wilayah ini, yang resinnya ditemukan dalam ‘tsori’ yang disebutkan dalam berharga teks penyembuhan alkitabiah terkait, tetapi tidak digambarkan sebagai harum,” tulis mereka.

Pencarian terus berlanjut Sementara itu, pencarian sumber balsem bersejarah Yudea terus berlanjut. Para peneliti berharap menemukan spesies Commiphora yang masih ada yang bisa menjadi sumber balsam.

Penemuan pohon Sheba tidak hanya menghidupkan kembali spesies yang telah punah, tetapi juga memberikan wawasan baru mengenai sejarah dan budaya kuno. Hal ini juga menunjukkan potensi besar tanaman dalam bidang kedokteran, sehingga membuka peluang penelitian lebih lanjut mengenai manfaatnya bagi kesehatan manusia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours