Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Lebih Dekat dengan Anak

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Pendidikan anak bukan menjadi tanggung jawab guru di sekolah, namun juga menjadi tanggung jawab orang tua di rumah. Dalam grafik sejarah proyek Merdeka 2024 ditampilkan gambaran partisipasi orang tua dalam sistem pendidikan anak, melalui laporan digital https://feskurmer.kemdikbud.go.id.

Dalam pameran tersebut terdapat enam karya orang tua terpilih. Program-program ini mencakup informasi dan kisah inspiratif dari orang tua yang menunjukkan bagaimana kemitraan antara sekolah dan keluarga dapat secara efektif mendukung pendidikan anak.

Salah satu proyek yang menyita perhatian adalah ‘Kisah Menarik Bersama Ayahku’ karya Tri Sujarwo yang masuk dalam Proyek Unggulan kategori Orang Tua. Ini adalah proyek foto yang mengabadikan momen bahagia saat Tri menceritakan kisahnya kepada putranya, Albiruni, dengan menggunakan boneka bernama Bruno. Tri mengatakan, bercerita dengan boneka merupakan hal yang menyenangkan dan menyenangkan bagi anak-anaknya.

“Setelah cerita dan wayang, saya menyemangati anak-anak dalam mendongeng. Saya selalu mencoba untuk menyampaikan bahasa yang tepat dan dapat dimengerti, dan cara bercerita seperti ini agar mudah untuk menyuruh anak-anak mengambilnya tanpa terlihat, “ucap Tri.

Tri mengaku senang dan bangga karyanya terpilih menjadi proyek terbaik dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024. Ia juga mengatakan, mendongeng merupakan salah satu bentuk keterlibatan orang tua dalam mendukung proses pembinaan anak. Kurikulum Merdeka dimana orang tua berperan penting dalam meningkatkan pengalaman belajar anak di luar sekolah sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.

“Melalui kegiatan bercerita, anak dapat memperluas kosa kata dan memperoleh pengetahuan baru yang secara tidak langsung mendukung pekerjaan guru di sekolah. Selain itu, pada Program Pendidikan Mandiri, orang tua juga memegang peranan penting dalam proses belajar anak. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur dan bangga menjadi salah satu proyek terpilih dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024, kata Tri.

Proyek lain yang menunjukkan keceriaan orang tua dan anak dalam meningkatkan ilmu pengetahuannya adalah ‘Saya Suka Buku Sejak Kecil’ karya Hastuti Madyaning Utami. Hastuti, ayah Azzam, siswa TK Pertiwi Mardisiwi Bandan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengajari putranya membaca selama 15 menit setiap hari sejak kecil. Katanya, pekerjaan itu sudah dilakukan sejak putranya berusia satu tahun.

“Menurut saya, literasi harus diperkenalkan sejak usia dini, bahkan di usia muda. Saya dan suami melatih anak kami membaca minimal 15 menit sehari dengan buku yang sesuai. “Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi perkembangan akademik dan numerasi anak serta semangat belajarnya.” kata Hastuti.

Hastuti dan suaminya, orang tua Azzam, merupakan siswa TK Pertiwi Mardisiwi di Bandan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Hastuti menjelaskan, membaca buku bersama anak sama halnya dengan mengajar Guru Mandiri, yaitu peran orang tua dalam menanamkan keterampilan membaca dan berhitung dari rumah serta membuka kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi dan menemukan apa yang ingin disumbangkannya.

Hastuti melanjutkan, Program Studi Mandiri memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan bereksplorasi sesuai minat, bakat, dan kepribadiannya. Dengan begitu, diharapkan anak-anak kelak dapat menemukan tempatnya dan berguna di lingkungan sekitar.

“Literasi dan numerasi merupakan alat penting untuk mendukung pembelajaran. “Orang tua dapat mengupayakan pembelajaran dan semangat literasi dan numerasi pada anak sejak kecil di rumah,” kata Hastuti.

Selain imajinasi, penting untuk menumbuhkan karakter anak sejak kecil. Hal itu terlihat pada karya Maya Rahmatina yang berjudul ‘Aku Cinta Binatang’. Maya yang merupakan orang tua dari Nur Mekah Medina, siswi TK Sekolah Husna Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengungkapkan kebahagiaannya bersama putranya saat memberi makan sapi. Maya mengatakan program ini sederhana namun memberikan dampak positif bagi anak-anak.

Maya Rahmatina bersama putrinya Nur Mekah Medina, siswi TK Sekolah Husna Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

“Menurut saya, beternak hewan adalah kegiatan sederhana yang bisa memberikan dampak positif. Dengan melatih anak memberi, kita mengembangkan kesadaran sosialnya. Anak saya sudah bersekolah, jadi pekerjaan ini tidak harus sulit. “Cukup memberi makan.” kucing untuk mempelajari keterampilan pemeliharaan, “kata Maya.

Maya menjelaskan, pekerjaan yang dilakukannya merupakan bagian dari tanggung jawab orang tua di sekolah pendidikan anak, khususnya dalam mengajarkan nilai-nilai terkait Kemandirian.

“Program Membaca Merdeka sederhana, menyenangkan dan menyenangkan bagi anak-anak. Saya telah membaca praktik yang baik untuk berbicara dengan anak-anak dari sudut pandang kreatif. “Sebagai orang tua, kita bisa menggunakan sistem ini di rumah,” kata Maya.

Storyboard Kurikulum Merdeka menyoroti praktik terbaik yang dapat dilakukan orang tua secara langsung untuk meningkatkan kualitas anak. Melalui berbagai kegiatan edukatif, kegiatan tersebut mendorong para orang tua untuk memperkuat prestasi akademik, mempererat hubungan dengan anak, serta menanamkan nilai-nilai positif yang menunjang pengetahuan dan perkembangan perilaku anak sesuai prinsip Program Studi Mandiri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours