NTB optimalkan pengembangan pariwisata dan industri pengolahan

Estimated read time 2 min read

MATARAM (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyusun strategi pembangunan jangka panjang 20 tahun yang berfokus pada pembangunan ekonomi berbasis pariwisata dan industri pengolahan.

Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapdada) NTB Iswandi mengatakan Nusa Tenggara Barat memiliki banyak sumber daya alam yang dapat mendukung pengembangan industri pariwisata dan industri pengolahan.

Pariwisata harus menjadi pilihan atau prioritas ketika kita mengalihkan perekonomian dari pertambangan, katanya dalam keterangannya di Mataram, Jumat.

Iswandi mengatakan Nusa Tenggara Barat memiliki tren pertumbuhan ekonomi yang sangat baik ketika jumlah wisatawan di kawasan itu pada masa lalu mendekati angka 4 juta.

Pada tahun 2019, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat mencapai 3,7 juta orang, terdiri dari 2,15 juta wisatawan mancanegara dan 1,55 juta wisatawan.

Nilai kontribusi wisatawan berupa akomodasi dan makanan saat itu mencapai Rp2,688 triliun.

Menurut Iswandi, Nusa Tenggara Barat harus beralih ke Bali, karena perekonomian pulau ini lebih didorong oleh pertambangan dibandingkan pariwisata.

Pada tahun 2019, menurut Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali mencapai 16,82 juta orang, dan kontribusi wisatawan terhadap perekonomian mencapai Rp58,69 triliun 9 miliar.

“Ketika NTB ingin berkontribusi di luar pertambangan, NTB (juga) harus memajukan industri pengolahannya,” kata Iswandi.

Ia juga mengatakan menguatnya industri pengolahan di Pulau Jawa dan Sulawesi terkait dengan angka kemiskinan.

Bappeda NTB mengetahui bahwa meskipun Nusa Tenggara Barat memiliki tingkat pertambangan yang tinggi, namun penurunan angka kemiskinan sangat lambat.

Pada tahun 2023, kontribusi industri pengolahan di Nusa Tenggara Barat hanya sebesar 3,86%. Angka tersebut mencapai 12,85% industri pengolahan di Sulawesi Selatan dan 30,54% industri pengolahan di Jawa Timur.

Iswandi menyimpulkan, “Industri pengolahan nontambang memiliki potensi strategis yang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi NTB yang inklusif.

Dalam 20 tahun ke depan, Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB industri pengolahan Nusa Tenggara Barat ditargetkan sebesar 7,66% pada tahun 2025, kemudian meningkat kembali menjadi 14,44% pada tahun 2034 dan 21,27% pada tahun 2045.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours