Sudindik-Sudinkes kerja sama untuk periksa jajanan sekolah di Jakbar

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat dan Suku Dinas Kesehatan berkoordinasi untuk mengendalikan jajanan di sekitar sekolah di wilayah tersebut.

Hal itu, kata Direktur Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat, Diding Wahyudin di Jakarta, Kamis, dibuat sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 terkait untuk kesehatan . .

Dalam pasal 202 undang-undang tersebut disebutkan tentang pengendalian dan pembinaan terhadap penjual makanan dan minuman yang melakukan perjalanan ke sekolah dan tempat kerja.

“Sudin Pendidikan bekerjasama dengan Suku Dinas Kesehatan dan Pangan (Badan Pengawasan Obat dan Makanan/BPOM) untuk penertiban kantin di sekolah. Kami tidak sendirian, kami berkolaborasi,” ujarnya.

Diding mengatakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan makanan dan minuman di dalam dan sekitar sekolah, namun pemeriksaan tersebut tidak dilakukan secara ketat dan ekstensif.

“Tentu kami berkendara dalam waktu yang lama, tapi secara sistematis, mungkin lebih sering, ke depan kami akan berusaha lebih sering melakukannya,” kata Diding.

Meski tak menyebutkan waktu pasti terkait pemeriksaan makanan dan minuman di lingkungan sekolah, Diding mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan (Sudin Kesehatan).

“Kami akan mulai bekerjasama dengan Suku Dinas Kesehatan dalam hal penyusunan rencana tersebut karena masalah pangan sehat juga akan kita bahas dan akan kita bahas kembali di lain waktu,” kata Diding.

Penelitiannya meliputi makanan dan minuman yang tinggi gula. Hal ini mengikuti temuan baru-baru ini bahwa anak kecil penderita diabetes perlu menjalani cuci darah lebih sering.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melaporkan ada 60 anak yang mendapat perawatan penyakit ginjal di rumah sakit termasuk Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSCM) Cipto Mangunkusumo.

Pemda DKI menyediakan tujuh dokter nefrologi untuk menangani anak-anak yang terkena gagal ginjal.

Ketujuh orang tersebut adalah empat orang yang bekerja di RS Cipto Mangunkusumo, dua orang yang bekerja di RS Anak Bunda Harapan Kita, dan satu orang yang bekerja di RS Pantai Indah Kapuk.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours