Takeda komitmen dukung penanganan limfoma hodgkin di Indonesia 

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Head Patient Value Access PT Takeda Indonesia Shinta Caroline menegaskan Takeda berkomitmen mendukung pengobatan limfoma Hodgkin di Indonesia dengan menyediakan obat-obatan inovatif.

“Kami ingin tidak hanya menjadi penyedia layanan kesehatan yang dapat diandalkan, namun juga menjadi mitra jangka panjang bagi pemerintah, organisasi pasien, asosiasi medis, sektor swasta, dan masyarakat. Fokus utamanya selalu pada kepentingan pasien, bagaimana kami dapat memberikan perawatan terbaik, meningkatkan kualitas hidup mereka dan mendukung perjuangan melawan penyakit tersebut,” kata Shinta dalam acara diskusi Limfoma Hodgkin di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan melalui Bulan Peduli Limfoma, komitmen ini dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi para penderita limfoma Hodgkin di Indonesia.

Limfoma merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Ada dua jenis utama limfoma, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Limfoma Hodgkin, meskipun kurang umum, ditandai dengan sel Reed-Sternberg dan sering menyerang orang dewasa muda dan mereka yang berusia di atas 55 tahun.

Baca juga: Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat rutin memeriksakan kesehatan untuk mencegah kanker. Baca juga: Membedakan Kanker Limfoma dengan TBC Kesadaran terhadap Limfoma Hodgkin masih sangat rendah di Indonesia. Gejala yang tidak spesifik seringkali membuat penyakitnya sulit dikenali, dan banyak pasien baru mengetahui dirinya mengidap kanker setelah penyakitnya mencapai stadium lanjut.

Takeda juga meminta Cancer Research Information and Support Center (CISC) menyampaikan pentingnya memberikan dukungan kepada pasien kanker. Pasien kanker menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam mengakses diagnosis dan pengobatan, seperti masalah psikologis, informasi, dan keuangan, kata Presiden CISC Aryanthi Baramuli Putri, yang juga merupakan penyintas kanker. “Untuk itulah CISC dibentuk sebagai organisasi pasien untuk memberikan informasi dan dukungan psikososial. Dari sekitar 3.000 anggota CISC, kurang lebih 250 orang merupakan penyintas limfoma (termasuk penyakit Hodgkin dan non-Hodgkin),” imbuhnya. Penyintas limfoma Hodgkin, Intan Khasanah mengatakan, keakuratan diagnosis dini sangat penting untuk menghindari memburuknya kondisi tubuh pada stadium lebih lanjut. Sementara itu, pasien limfoma Hodgkin, Ias, mengatakan pengobatan yang konsisten juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan melawan kanker hingga sembuh total. PT Takeda Indonesia berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini limfoma Hodgkin dan memberikan dukungan kepada pasien yang melawan kanker ini. Baca juga: Ketahui Gejala dan Faktor Risiko Kanker Limfoma Hodgkin Baca juga: Dokter Minta Masyarakat Hindari Kontak dengan Benda Asing untuk Cegah Kanker Darah

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours