Menteri Rosan sebut potensi RI dan Afrika saling melengkapi

Estimated read time 2 min read

Badung, Bali (ANTARA) – Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan potensi Republik Indonesia dan negara-negara Afrika akan saling membantu untuk mengembangkan kerja sama.

“Karena potensi mereka saling melengkapi. Seperti Zimbabwe yang punya litium, kita tidak punya litium.” Itu bagian dari ekosistem EV ya baterai EV,” kata Menteri Roslan usai berbicara pada Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) di Kota Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.

Ia mengatakan negara-negara Afrika, khususnya Maroko, merupakan produsen fosfat terbesar ketiga di dunia dan berperan penting dalam rantai pasokan global yang dapat digunakan sebagai bahan baku baterai mobil listrik.

Bahkan industri kesehatan dan spa ternama Indonesia yang memiliki banyak cabang di Afrika membuktikan bahwa kedua negara bisa saling membantu.

“Yah, sebenarnya itu berbanding lurus dengan bagaimana kita membuat kebijakan yang tepat, kebijakan yang tepat. Dan sekaligus dengan kita para pengusaha, BUMN, dan UMKM bekerjasama,” ujarnya.

Melalui penerapan IAPF, Menteri Rosan berharap nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Afrika dapat meningkat karena kini kerja sama baru datang dari sektor-sektor besar di bidang energi.

“Kami melihat kerja sama ini terus terbangun, namun harus kita akselerasi lagi, mengingat jarak antara Afrika dan Indonesia, seluruh bagian selatan, bagian selatan sangat besar.” lebih besar dari Utara-Utara untuk pertama kalinya,” katanya.

Kementerian Investasi mencatat Indonesia telah menginvestasikan 2,09 miliar dolar AS (32,46 miliar dolar AS) di negara-negara utama di Afrika. Sedangkan investasi Afrika di Indonesia mencapai 1,73 miliar dolar AS (Rp 26,900 miliar).

Tidak hanya itu, pada tahun 2023 perdagangan bilateral akan tumbuh pesat, Indonesia akan melakukan ekspor perdagangan, pengolahan dan impor bahan baku penting dari Afrika.

Bapak Rosan menambahkan bahwa: Indonesia sedang mengembangkan perjanjian investasi bilateral dengan Afrika untuk memastikan lingkungan investasi yang stabil.

Saat ini, terdapat 3 perjanjian investasi antara kedua pihak dalam tahap pra-negosiasi, 4 dalam tahap ratifikasi, dan 2 dalam proses saat ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours