Teken MoU dengan Bezos Earth Fund, Menteri LHK Ingin Masyarakat Lokal Sejahtera

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang menandai kerja sama penting kedua pihak. Perjanjian tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan Indonesia berdasarkan rencana kerja Nationally Defed Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030.

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dan Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith, saat sesi khusus untuk Indonesia di Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, pada Selasa 25 Juni 2024.

Momen penting ini juga disaksikan oleh Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Eriksen.

“Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kerja multi-stakeholder di sektor swasta dan filantropi, serta kesejahteraan masyarakat lokal dan adat. Saya sangat yakin bahwa kemitraan baru ini akan sangat sukses di tahun-tahun mendatang,” kata Menteri Kota. Kamis (27.6.2024).

Acara penandatanganan dilanjutkan dengan diskusi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Lord Zac Goldsmith mengenai langkah-langkah penting untuk mengatasi deforestasi di Indonesia dan penguatan kebijakan kehutanan Indonesia, yang intinya adalah “politik tinggi dan tindakan yang kuat”.

Sementara itu, Menteri Siti menyampaikan bahwa kerja sama tersebut berakar pada saling pengakuan dan komitmen terhadap berbagai hal. Pertama, mendukung kepemimpinan iklim Indonesia: mengakui tujuan ambisius Indonesia untuk mencapai penyerapan karbon bersih dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030, sejalan dengan perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Kedua, perluasan tindakan konservasi: komitmen untuk memperluas tujuan perhutanan sosial, termasuk pengakuan hukum atas hutan tradisional, yang ditujukan untuk konservasi keanekaragaman hayati dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan. Kawasan yang menjadi kawasan utama keanekaragaman hayati, untuk menjaga keanekaragaman ekologi dan meningkatkan ketahanan lingkungan , ” jelasnya. .

Pidato keempat Menteri Siti, Kemitraan Inovatif: Pengembangan kemitraan konsesi untuk konservasi dalam izin penebangan, yang awalnya mencakup wilayah yang luas dan bertujuan untuk berkembang pesat guna melindungi ekosistem penting melalui izin inovatif dan revisi rencana bisnis.

Lalu, kelima, dialog kebijakan dan adaptasi teknis: memfasilitasi dialog kebijakan untuk menyelaraskan metodologi Indonesia dengan standar internasional, memastikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap kehutanan dan penggunaan lahan berkelanjutan.

Keenam, keterlibatan multidisiplin: melibatkan pemangku kepentingan yang beragam, termasuk komunitas lokal dan mitra internasional, untuk memastikan strategi implementasi yang komprehensif untuk semua.

“Kemitraan ini menggarisbawahi komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Kemitraan ini memanfaatkan keahlian dan sumber daya untuk mencapai dampak transformatif terhadap lanskap lingkungan hidup Indonesia,” kata Menteri Siti.

Menteri Kota bersyukur karena BEF merupakan lembaga amal terbesar di dunia dan saya yakin dengan dukungan ini ada kerjasama antar semua pihak yang berkepentingan yaitu Khususnya untuk memperkuat perlindungan dan pemulihan keberhasilan hutan, serta hutan adat.

Acara OTFF dan penandatanganan perjanjian tersebut dihadiri oleh delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat KLHK dan LSM di bidang kehutanan dan lingkungan hidup, serta mitra internasional dan media asing.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours