Daya Beli Dolar AS Makin Terpuruk, Tersisa hanya 3% di 2024

Estimated read time 2 min read

Jakarta – Penurunan nilai dolar AS akan mempercepat penurunan daya beli pada tahun 2024. Penurunan daya beli dolar AS dapat menyebabkan tingginya inflasi dalam negeri yang berdampak pada perbandingan barang dan komoditas secara luas. . Pasar. Daya beli dolar AS menurun di saat aliansi BRICS ingin menghapus dolar AS dari status mata uang cadangan dunia.

Lynette Zhang, CEO Zang Enterprises, menekankan bahwa daya beli dolar AS secara bertahap terkikis. Hanya 3 persen dari daya beli asli dolar AS yang akan tersisa pada tahun 2024, demikian konfirmasi dokumen Federal Reserve.

“Inilah informasi resmi pemerintah yang disampaikan,” kata Zhang seperti dikutip Wireguru, Selasa (23/9/2024). Hal ini memberikan BRICS pengaruh yang lebih besar terhadap dolar AS karena daya belinya menurun.

Baca juga: 23 Negara Resmi Daftar Jadi Anggota BRICS, Negara Tetangga Indonesia Ikut Antrean

Selain itu, Zang mengatakan daya beli sebesar 3% pada tahun 2024 dan diperkirakan akan berubah menjadi 0% pada tahun 2025, yang dapat mengakibatkan hilangnya lapangan kerja dan gangguan di pasar AS akibat inflasi yang tinggi. “Ini akan menjadi sangat jelas pada tahun 2025,” katanya.

Ia mengatakan agenda pengurangan dolar BRICS akan segera diselesaikan pada pertemuan puncak di Rusia. Konferensi internasional ini akan mendorong kenaikan dolar ke arah yang realistis.

“Saya percaya dengan sepenuh hati dan semua yang saya tahu bahwa kita mulai menuju hiperinflasi,” kata Zhang kepada Kitco News.

“Karena mereka tidak memusnahkan binatang yang mereka ciptakan dan terus menciptakannya, kita akan melihat kredit, pencetakan uang, inflasi,” ujarnya.

Baca juga: Israel Bom Lebanon, Tewaskan Hampir 500 Orang, Sasar Rumah Sakit

Di sisi lain, sekitar 134 negara sedang mengembangkan CBCC dan 66 negara sedang dalam mode percontohan tingkat lanjut. Negara-negara lain belum lolos tahap percontohan, dan dibutuhkan waktu dua hingga tiga tahun untuk sepenuhnya menerapkan mata uang digital, menurut Dewan Atlantik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours