Dubes ajak masyarakat RI manfaatkan fasilitas kesehatan India

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty mengajak masyarakat Indonesia memanfaatkan fasilitas kesehatan India yang disebutnya dikenal sebagai pemimpin sistem kesehatan maju dunia.

“Kita semua tahu bahwa harga obat-obatan di India lebih murah dibandingkan dengan banyak tempat lain di dunia. Mengapa kita tidak bisa menikmati manfaatnya? kata Dubes Sandeep dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan bahwa rumah sakit India diakui secara internasional dan menerima pasien dari berbagai negara.

“Jika kami bisa memberikan layanan ini, kami bisa menyediakan perumahan yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Mengapa?” katanya.

Sandeep mengatakan India juga dikenal tidak merawat pasien di rumah sakit lebih lama dari yang diperlukan. Ia mengatakan, lama rawat inap di rumah sakit sekitar 3,1 hari.

Meski India memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, ia mengakui peraturan menjadi kendala yang menghalangi para dokter dan rumah sakit India untuk bekerja di Indonesia.

Selain itu, Sandeep menyambut baik penandatanganan kemitraan strategis antara institusi kesehatan terkemuka India, yaitu Artemis Hospital, dan Perkasa Hospital Services Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan medis di Indonesia.

Presiden Rumah Sakit Artemis Indonesia, Timor-Leste dan Asia Tenggara, Parveen S. Kapoor mengatakan, kemitraan ini terbentuk karena 30 persen pasien Rumah Sakit Artemis berasal dari luar negeri.

Oleh karena itu, menurutnya, ada peluang besar untuk bekerja sama dengan komunitas medis Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan, keterampilan, keahlian medis, dan upaya medis kolaboratif. “Tujuan kami adalah memperkuat infrastruktur kesehatan dan sumber daya manusia Indonesia melalui kerja sama medis, bantuan teknis, pelatihan, dan berbagi pengetahuan,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, Kapoor menjelaskan bahwa kemitraan tersebut sejalan dengan peraturan pemerintah dan undang-undang baru yang bertujuan untuk meningkatkan sistem layanan kesehatan Indonesia.

Ia mengatakan banyak kasus sulit dan sakit di Indonesia yang tidak dapat ditangani tepat waktu ditangani oleh RS Artemis.

Oleh karena itu, kami fokus pada transfer teknologi dan kerja sama medis dari rumah sakit di India ke Indonesia, tambahnya.

Sementara itu, CEO Perkasa Hospital Services Septo Adjie Sudiro mengumumkan bahwa hampir dua juta pasien Indonesia mencari layanan medis di luar negeri dan telah menghabiskan sekitar US$11 miliar (Rp 170 triliun).

“Rumah sakit di luar negeri terkenal dengan diagnosis yang akurat, perawatan yang terfokus, dan standar kualitas yang tinggi,” kata Septo dalam pernyataannya.

Kemitraan tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk mengurangi belanja kesehatan Indonesia hingga dua miliar dolar AS (Rp 31 triliun) untuk menggunakan sisa dana guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Remdesivir, obat COVID-19 buatan India

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours