Profil dan Kekayaan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah di Tengah Protes Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu

Estimated read time 3 min read

BANDUNG – Reini Wirahadikusumah merupakan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menjabat sejak tahun 2020. ITB kini tengah dilanda kontroversi setelah mewajibkan calon mahasiswa dan penerima manfaat menyelesaikan suatu program studi atau bekerja paruh waktu di kampus selama beasiswa UKT.

Kontroversi komitmen paruh waktu ini bermula pada 24 September 2024, ketika tangkapan layar sebuah email beredar di media sosial. Isi surat tersebut merupakan pengumuman dari Direktorat Pendidikan ITB mengenai penerimaan mahasiswa dan kemungkinan penerimaannya. Diskon UKT.

Baca juga: Cari Tahu Beasiswa UKT Paruh Waktu di ITB yang Picu Protes

Terungkapnya informasi tersebut membuat Rektor ITB membenarkan bahwa isi surat tersebut tidak lengkap sehingga menimbulkan misrepresentasi. Saat ini, kerja paruh waktu tidak lagi wajib dan hanya bersifat pilihan.

Program kerja paruh waktu di kampus ITB ini dinilai sebagai bagian dari sistem integrasi yang sedang dibangun ITB yaitu sistem bantuan keuangan.

Sistem ini bertujuan untuk menyatukan berbagai sumber dan program bantuan keuangan di ITB, seperti beasiswa dan pengecualian UKT, hibah, program kerja paruh waktu, kemitraan, bantuan keuangan lainnya, yang selama ini terpisah.

Baca juga: Beasiswa UKT ITB, Berikut Syarat Pendaftarannya

Profil Pendidikan Reini Wirahadikusuma

Munculnya pemberitaan tentang ITB banyak menyita perhatian pada sosok Rektor ITB Raini Wirahadikusuma. Ia menggantikan Kadarsah Suryad pada tahun 2020.

Raini Wirahadikusuma lahir pada tanggal 25 Oktober 1968 di Jakarta. Putri Sadikin Wirahadikusuma dan Soemarni Soeria Kusoema ini masih memiliki hubungan keluarga dengan Wakil Presiden ke-4 Indonesia, Umar Wirahadikusuma.

Baca juga: Kontroversi UKT ITB, Pembayaran SPP Pakai Pinjaman dan Wajibkan Penerima Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu

Dalam riwayat pendidikannya, Raine tercatat menyelesaikan gelar BA dari ITB pada tahun 1991, MA dari Purdue University, Indiana, USA pada tahun 1996 dan PhD pada tahun 1999 dari Purdue University.

Setelah lulus, Rainey aktif di dunia akademis sebagai peneliti di bidang manajemen rantai pasokan proyek infrastruktur dan manajemen konstruksi.

Secara organisasi, Rainey pernah dipercaya sebagai anggota Komite Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) dan Sekretaris Dewan Pusat Konstruksi dan Keteknikan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Kemudian Federasi Internasional Asosiasi Kontraktor Asia dan Pasifik Barat (IFAWPC) dan kelompok penilai Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI).

Baca juga: Cari Tahu Beasiswa UKT Paruh Waktu di ITB yang Picu Protes

Bahkan, ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) dan Asisten Kantor Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO.

Sepanjang karirnya, Rane sukses menerima berbagai penghargaan seperti Satyalancana Karya Satya X (2008) dan Satyalancana Karya Satya XX (2016) dari Pemerintah.

Beliau juga menerima Endeavour Awards, Australia Awards Indonesia dan Visiting Research Fellowship di Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia pada tahun 2011.

Puncak karirnya di World Academy terjadi ketika ia diangkat menjadi Guru Besar dan Ketua Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB.

Setelah itu, ia dipercaya menjabat Rektor ITB periode 2020-2025. Aman Reini Wirahadikusuma dikenal sebagai rektor perempuan pertama di ITB.

Kekayaan Reini Virahadikusuma

Sebagai Rektor ITB, Reini Wirahadikusuma merupakan pegawai negeri yang wajib melaporkan harta kekayaannya atau LHKPN kepada Komite Pemberantasan Korupsi setiap tahun masa jabatannya.

Dalam laman LHKPN KPK, kekayaan terbaru Reini Wirahadikusumah mencapai Rp15,2 miliar per 31 Desember 2022. Kekayaan tersebut berasal dari tanah dan bangunan, kendaraan, barang bergerak, surat berharga, dan uang tunai.

Lebih rincinya, Rein memiliki tanah dan bangunan senilai Rp6,9 miliar, peralatan dan transportasi senilai Rp427 juta, harta bergerak lainnya senilai Rp69,7 miliar, surat berharga senilai Rp1,89 miliar, dan uang tunai sekitar Rp6 miliar.

Rektor ITB juga tercatat tidak memiliki utang. Total kekayaannya adalah 15.292.491.590 rubel.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours