Dirut PT Pos: Prangko NFT barang koleksi bisa untuk investasi 

Estimated read time 3 min read

Bandung, Jawa Barat (ANTARA) – CEO PT Pos Indonesia Faisal Rochmad Joemadi mengatakan perangko non-fungible (NFT) merupakan barang koleksi yang nilainya dapat terus meningkat sehingga dapat digunakan sebagai instrumen investasi.

“Ini sesuatu yang didapat, jadi jalan bagi masyarakat yang mampu mendapatkan sesuatu dan nilainya semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Jadi bisa dijadikan alat investasi,” kata Faizal usai upacara peringatan Hari Bhakti Posting ke-79 di PT Pos Indonesia Headquarters, Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Menurutnya, perangko NFT dari PT Pos Indonesia merupakan perkembangan baru yang membuka peluang baru bagi generasi muda untuk melakukan kegiatan mengoleksi yang kini lebih nyaman dan bernilai lebih tinggi.

Faisal mengatakan, ide penerbitan prangko NFT bermula dari PT Pos Indonesia yang tergabung dalam organisasi Universal Postal Union, dimana banyak negara Eropa seperti Malaysia dan Thailand yang sudah meluncurkan prangko NFT.

“Lalu aku berpikir kenapa kita tidak pergi ke sana?” Tidak ada yang mustahil. Faizal mengatakan “Kami telah membatasi beberapa negara, termasuk Belanda, untuk kemungkinan penerbitan token NFT.

Ia mengatakan, PT Pos Indonesia akhirnya memutuskan untuk ikut serta dalam tren global tersebut. Bekerja sama dengan platform blockchain asal Belanda, stempel NFT pertama di Indonesia akhirnya diterbitkan.

Burung Cendrawasih dipilih sebagai subjek prangko karena burung khas Indonesia ini menjadi favorit para kolektor prangko sedunia.

Faizal mengatakan, seri Ododo dan Bofun, khususnya yang mewakili sumber daya alam Indonesia, kerap menarik perhatian kolektor dari luar negeri, sehingga burung cendrawasih banyak dipilih sebagai tema perangko NFT di Indonesia.

Ia juga menjelaskan, manfaat stempel NFT ini tidak hanya pada aspek digitalnya saja. Setiap prangko juga memiliki versi fisik dengan nomor seri yang ditautkan ke catatan blockchain, menjadikannya unik dan tidak dapat dipalsukan.

Nomor seri yang tercatat di blockchain memberikan kepastian bagi para kolektor sehingga memudahkan mereka untuk memperdagangkannya.

“Prangko biasanya tidak memiliki nomor seri, sekarang prangko diberi nomor seri seperti uang, nomor serinya disimpan di blockchain. Jadi kalau saya kolektor prangko NFT, saya bisa dapat uang dari penjualnya, saya bisa jual beli, dan ada batch yang tidak bisa mereka tiru,” kata Faizal.

“Misalnya ada yang palsu, dan mereka coba memperbanyaknya, itu tidak mungkin karena setiap prangko ada kode serinya seperti uang, jadi unik. Itulah kelebihan token NFT dibandingkan token biasa,” lanjutnya.

Setiap orang bisa mendapatkan token NFT tersebut melalui situs resmi PT Pos Indonesia. Namun, Faizal mengatakan prangko tersebut dicetak dalam jumlah terbatas.

Dengan jumlah yang terbatas, prangko ini diperkirakan akan menjadi sangat langka dan sangat berharga di kemudian hari.

Lebih lanjut Faizal mengatakan, ketersediaan stempel NFT ini juga mendukung upaya pelestarian kawasan tersebut.

Dengan bentuk digitalnya, prangko ini membantu mengurangi penggunaan kertas. Menurutnya, hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang peduli lingkungan dan cenderung beralih ke format digital.

“Makanya yang membeli NFT kebanyakan adalah anak muda yang cinta lingkungan karena melihat hal-hal fisik merugikan lingkungan. Jadi mereka digital, apalagi mereka yang digital native pasti tidak mau membeli barang-barang yang dianggap berbahaya. lingkungan hidup,” katanya.

Perangko non-fungible token (NFT) pertama di Indonesia diluncurkan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Postel (Pos dan Telekomunikasi) ke-79 yang diadakan di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours