Direktur STAN sarankan pemda memanfaatkan pembiayaan kreatif

Estimated read time 2 min read

LOMBOK BARAT (ANTARA) – Direktur Politeknik Negeri STAN Departemen Keuangan Evi Mulyani menyarankan pemerintah daerah menerapkan rencana pembiayaan daerah yang kreatif. Untuk mengatasi keterbatasan dana pembangunan daerah

“Pemerintah mempunyai peran penting dalam menerapkan kebijakan dan peraturan yang mendorong tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya pada konferensi internasional Pencipta Keuangan Daerah untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 di Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat pada hari Rabu

Seperti yang dijelaskan Evi, pemanfaatan keuangan daerah secara inovatif merupakan strategi utama untuk mencapai tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs tahun 2030.

Selain kebijakan pemerintah Ia menambahkan: Strategi tersebut juga memerlukan dukungan pemerintah untuk menyatukan kekuatan dan mengelola kerja sama antar aktor, seperti sektor swasta, masyarakat sipil. dan organisasi internasional untuk mencapai visi bersama

“Pembiayaan daerah yang inovatif dapat diterapkan pada bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup dan sektor lainnya,” kata Avi.

Ia menambahkan bahwa struktur keuangan publik tradisional tidak selalu menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek jangka panjang. Oleh karena itu, mekanisme pembiayaan yang inovatif dapat berperan dalam pembangunan keuangan.

Kemitraan pemerintah-swasta dengan model bagi hasil memainkan peran penting dalam pembiayaan inovatif. Hal ini memungkinkan sektor pemerintah untuk memanfaatkan investasi swasta. Pada saat yang sama, manfaat perlindungan keberlanjutan juga dirasakan bersama.

Praktik baik penggunaan dana lokal untuk mengembangkan infrastruktur kreatif diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat.

Lombok Barat Rejente Ilham mengatakan kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU telah menyelesaikan permasalahan pembangunan yang berbasis pada penyelenggaraan dan pengelolaan standar penerangan jalan umum.

Menurut dia, pembiayaan kreatif melalui proyek KPBU dinilai bisa menjadi solusi di tengah keterbatasan kemampuan keuangan daerah.

“Kami berinisiatif mencoba mengamankan pendanaan yang tidak bergantung langsung pada pendapatan asli daerah (PAD) atau anggaran pendapatan dan pembelajaran daerah (APBD),” kata Ilham.

Lombok Barat memiliki panjang jalan 1.089 kilometer yang terbagi atas 53,21 kilometer jalan nasional, 119,20 kilometer jalan pedesaan, 784,83 kilometer jalan provinsi, dan 132,70 kilometer jalan desa.

Ilham mengatakan, jalan Lombok Barat yang total panjang 1.089 kilometer itu belum dilengkapi lampu jalan umum. Sebab, anggaran pemerintah daerah terbatas. Biaya listrik yang harus dikeluarkan pemerintah daerah untuk penerangan jalan mencapai Rp 18 miliar setiap tahunnya.

Tema kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan dunia usaha adalah pemerataan pelayanan. Menambah jaringan Netralisasi untuk efisiensi dan pembelian lampu LED, juga untuk efisiensi

“KPS yang diterapkan di Lombok Barat anti-KPS. Umumnya tidak digunakan di Indonesia. Proyek pembiayaan ini murni inisiatif swasta. Itu bukan inisiatif pemerintah,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours