Hamas tetap pilih usulan gencatan senjata versi Presiden Biden

Estimated read time 2 min read

Beirut, Lebanon (ANTARA) – Kelompok militan Palestina Hamas sangat mendukung gencatan senjata versi Gaza yang diusulkan Presiden AS Joe Biden pada 2 Juli, dengan mengatakan usulan baru Mesir dan Qatar tidak cukup.

“Hamas menegaskan kesiapannya untuk menerapkan ketentuan yang disepakati pada 2 Juli demi kepentingan rakyat kami dan mengakhiri agresi terhadap mereka,” kata seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya.

Selain itu, usulan gencatan senjata Biden mendapat dukungan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut seorang pejabat Hamas, Mesir dan Qatar, sebagai mediator, menyampaikan proposal gencatan senjata baru pada pertemuan yang diadakan di Kairo, ibu kota Mesir. Namun usulan tersebut tidak memenuhi persyaratan mereka.

Ia menegaskan, usulan terbaru tersebut tidak memenuhi tuntutan utama Hamas, yakni gencatan senjata permanen dan penarikan total tentara Israel dari Jalur Gaza. Usulan baru ini “juga melanggengkan kolonialisme Israel,” katanya.

Proposal terbaru, sebagai tanggapan atas permintaan Israel, akan memungkinkan militer Israel untuk tetap berada di Jalur Gaza dan memantau terowongan Philadelphi sepanjang 14 kilometer di perbatasan Gaza-Mesir.

Setelah memberi tahu para mediator bahwa Hamas tidak menerima proposal baru tersebut, delegasi Hamas meninggalkan Kairo, kata seorang pejabat Hamas.

Pada saat yang sama, media Israel KAN melaporkan bahwa delegasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan Israel juga telah kembali dari Kairo.

Laporan tersebut mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa peluang kemajuan dalam perundingan gencatan senjata di Gaza “rendah”.

Pejabat itu juga mengatakan komite perundingan gagal mencapai kesepakatan mengenai masalah Koridor Philadelphia.

Beberapa kelompok mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menolak pertukaran tahanan dengan Hamas karena alasan politik.

Ketika perundingan gencatan senjata berlanjut, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah mencapai 40.000 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Sumber: Anadolu

Hamas tidak mau menerima kesepakatan itu tanpa gencatan senjata permanen

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours