Kualitas udara Jakarta terburuk kedua dunia, warga diimbau bermasker

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara Jakarta masuk kategori buruk pada Senin pagi sehingga menjadikannya kota paling tercemar kedua di dunia. Berdasarkan data stasiun pemantauan kualitas udara IQAir Jakarta pada pukul 05.30 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta berada pada angka 148 atau masuk kategori buruk dengan pencemaran udara PM2 0,5 pada nilai konsentrasi 54,5 mikrogram per meter kubik.

Angka tersebut menjelaskan bahwa tingkat kualitas udara berbahaya bagi kelompok sensitif karena berdampak pada manusia atau kelompok hewan sensitif, atau merusak tanaman dan nilai estetika.

Situs tersebut juga memberikan informasi mengenai kondisi cuaca di Jakarta, terutama saat masyarakat menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar, kenakan masker dan tutup jendela agar udara luar tetap bersih. Baca juga: Kualitas udara di Jakarta termasuk 10 terburuk di dunia. Baca juga: Kualitas udara di Jakarta masuk kategori sedang tanpa berdampak pada tanaman, bangunan dan nilai estetika pada kisaran PM2 0,5 adalah 0-50.

Kategori menengah adalah kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi sensitif tanaman dan nilai estetika dengan kisaran PM2.5 51-100.

Kategori paling berbahaya dengan kisaran PM2.5 200-299 atau kualitas udara berbahaya bagi kesehatan banyak sektor masyarakat. Terakhir, yang terburuk (300-500), kualitas udara secara umum akan berdampak negatif terhadap kesehatan penduduk.

Kota dengan polusi udara terparah di urutan pertama adalah Lahore, Pakistan di nomor 176, ketiga Delhi, India di nomor 132, keempat Tashkent, Uzbekistan di nomor 132, kelima Dubai, Uni Emirat Arab di nomor 132, dan keenam tempatnya adalah Kuching di Malaysia di nomor 117.

Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah meluncurkan database kualitas udara migran yang didukung oleh 31 stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) di seluruh kota.

Data yang diperoleh dari SPKU disajikan melalui platform pemantauan kualitas udara. Hal ini dilakukan dalam rangka penyempurnaan dari sebelumnya dan juga sesuai standar yang berlaku di Tanah Air.

Halaman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta, dan mencakup data SPKU dari DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategies. Baca Juga: Kualitas udara Jakarta pagi ini buruk meski kemarin turun hujan Baca Juga: Kualitas udara Jakarta menempati urutan keenam terburuk di dunia pada hari Minggu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours