Ekonom khawatir anggaran HUT RI di IKN menambah beban APBN

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Ekonom sekaligus Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Selios) Bhima Yudhisthira khawatir anggaran perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia (HUT RI) ke-79 di Ibu Kota Negara (IKN) akan bertambah. beban anggaran pendapatan dan belanja negara (BSB).

Saat dihubungi di Jakarta, Rabu, Bhima menyoroti beban utang dan bunga utang yang harus dibayar pemerintah tahun depan, antara lain utang tangguhan Rp 800 triliun dan bunga utang tahun ini Rp 400 triliun. Situasi ini menunjukkan APBN berada dalam situasi yang sangat sulit.

Di sisi lain, ia menilai banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan pemerintah, apalagi mengingat situasi daya beli yang disebut-sebut sedang melemah, biaya pendidikan yang terus meningkat, dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus berlanjut.

Menurutnya, APBN lebih baik dibelanjakan untuk perlindungan sosial masyarakat rentan dari bahaya kondisi ekonomi tersebut, dibandingkan dibelanjakan untuk hajatan.

“Cara ini menunjukkan kualitas APBN yang digunakan untuk belanja tidak efisien,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengungkapkan anggaran upacara HUT RI ke-79 di IKN pada 17 Agustus lalu mencapai $87 miliar.

Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan anggaran HUT RI tahun lalu di Jakarta yang tercatat sebesar Rp53 miliar.

“Tahun ini kami menyiapkan anggaran sebesar Rp87 miliar untuk perayaan IKN ke-17, dibandingkan tahun lalu di Jakarta sebesar Rp53 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh pembelian peralatan regulasi baru di sana,” kata Kepala Anggaran. pejabat Kementerian Keuangan ( Kemenkeu) Isa Rachmatarwata pada konferensi pers rilis APBN Agustus 2024 di Jakarta (13/8).

Isa menjelaskan, penambahan anggaran acara HUT RI di IKN untuk peralatan fisik dan prasarana yang memerlukan akses khusus, serta persiapan jamuan makan tamu negara.

Sedangkan belanja pemerintah pusat (BPP) terealisasi sebesar Rp1.170,8 triliun hingga Juli 2024, naik 14,7 persen year-on-year (y/y).

Dari nilai tersebut, Rp872,8 triliun atau sekitar 74,5 persen total belanja pemerintah pusat disalurkan ke masyarakat melalui berbagai program seperti kesejahteraan sosial, pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan dukungan terhadap usaha kecil, kecil, dan menengah. kecil dan sedang).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours