Kemenkes Sebut Oralit Bisa Bantu Mengurangi Gejala Batuk

Estimated read time 2 min read

Direktur Pusat Kesehatan Haji Indonesia (Kemenkes) Liliek Marhandro mengatakan oralit dapat digunakan untuk mengurangi gejala batuk. Liliek mengatakan, obat batuk untuk jamaah haji masih banyak, baru sekitar 60 persen yang menggunakannya. Liliek berkata pada Kamis, 27 Juni 2024: Masih banyak yang tersisa, stok asli baru terpakai 60 persen.

Ucapan Liliek itu menanggapi penuturan anggota Timwas DPR Andi Juliani Paris soal stok obat batuk yang habis sehingga hanya diberikan oralit pada jemaah asal Pandeglang. “Mungkin saja belum berkurang (dari KKHI ke klinik satelit atau klinik di sektor itu, red),” ujarnya.

Mengenai pemberian oralit kepada penderita batuk, Liliek mengatakan: Sebab minum oralit bisa mengurangi gejala batuk. “Karena pidato Nacl gagal,” jelasnya.

Lilliek menjelaskan, perlindungan pernafasan tingkat tertinggi terdiri dari dua komponen, yaitu cairan atau gel dan air murni atau larutan. “Saat Anda dehidrasi atau cuaca panas, pohon sol atau larutan atau naungannya terkelupas dan mengering, meninggalkan gel lengket yang membuat Anda batuk,” kata Liliek.

Ia melanjutkan, karena ada sebagian silia atau bulu getar pada saluran pernafasan yang menempel, maka sebaiknya segera dicampur dengan banyak air minum yang mengandung elektrolit fisiologis atau air nacl pocari fisiologis atau oralit yang tersedia.

“Bisa juga menggunakan nebulizer atau inhalasi dengan Nacl 0,9%. “Ya, pemberian oralit itu mudah untuk mengencerkan larutan yang mendidih, dan harus sering diminum agar pohonnya lebih cepat tumbuh dan kuat,” tutupnya.

Sebelumnya, Anggota Rombongan Ziarah Andi Juliani Paris yang juga anggota Komisi VII menyayangkan Gereja Pandeglang diberikan oralit saat mereka batuk. Menurutnya, para pemimpin haji menyikapi permasalahan gereja dengan tidak tepat. “Pimpinan haji harus menanggapi masalah ini dengan serius untuk menanganinya dengan baik. Kalau batuk, oralit itu obatnya, artinya tidak mengobati masalahnya,” ujarnya.

Menurut dia, Kementerian Agama (Kemenag) selaku penyelenggara perjalanan haji harus menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan gereja.

“Jika obatnya habis, Kementerian Agama bisa membelinya di Makkah atau Madinah, yang apoteknya tersebar di seluruh wilayah,” ujarnya.

Politisi PPA itu meminta Kementerian Agama menyediakan gudang obat bagi gereja, terutama untuk penyakit-penyakit yang sering dikeluhkan gereja.

“Ke depan diharapkan ada tiga penyakit yang umum terjadi: batuk, diare, dan jantung, sehingga persediaan obat harus mencukupi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours