Gregoria Mariska Tunjung akui ketangguhan An Se-young

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA): Pebulutangkis putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengakui ketangguhan An Se-young mengalahkannya di semifinal Olimpiade Paris 2024, 21-11, 13-21, 16-21 di Cabang Olahraga. Porta de La Chapelle Arena di Paris, Prancis pada hari Minggu.

Dalam ajang berdurasi satu jam dua menit itu, tunggal putri bernama Jorji berhasil menjadikan An sebagai cabang olahraga. Tunggal peringkat satu dunia itu sempat putus asa di laga pertama.

Crosshand Jorji mampu mematikan An di game pertama dengan keunggulan 10-11, 21-11.

Namun momentum tersebut tidak berlanjut di game kedua karena An mengubah gaya bermainnya menjadi lebih enerjik dan menguasai pertandingan hingga menang 21-13.

Aku ingin bersyukur bisa bermain sejauh ini, meski itu bukan hasil akhir yang kuinginkan. “Karena aku memenangkan game pertama, aku punya cukup peluang di game kedua.” kata Jorji dalam keterangan resminya yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Jorji mengaku terlalu banyak membaca permainan An di game kedua sehingga membuatnya kesulitan keluar dari tekanan.

Hal ini memberikan tekanan pada dirinya dan An menguasai pertandingan hingga game ketiga atau kedua.

“Dengan pola yang dia ubah, saya pikir dia tidak membuat saya nyaman, butuh waktu lama bagi saya untuk menyesuaikan diri lho, dan kemudian di game kedua dia merasa nyaman dengan pola yang dia inginkan seperti itu. Yang akhirnya terjadi adalah sebaliknya.” dia menjelaskan.

Memasuki game ketiga, start Jorji kurang bagus setelah dikejar delapan poin 3-11 di Interval.

Saat ini, perempuan lajang di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah hanya ingin bermain bebas dan tak mau memikirkan akibat dari perbuatannya.

Alhasil, Jorji mencetak 4 poin berturut-turut untuk memperkecil ketertinggalan dengan An 13-16.

An mendapatkan permainannya kembali saat ia mengubah skor menjadi 17-13 dan melanjutkan hingga 20-13 untuk mencetak gol dalam permainan tersebut.

Tiga poin berturut-turut dari Jorji memperpanjang kemenangan An menjadi 16-20, sebelum pengembalian keras yang gagal disangka-sangka membuat tim putri Korea Selatan unggul 21-16.

“Sebenarnya mungkin saya sudah tidak memikirkan hasil lagi. Apa pun yang saya lakukan, saya hanya ingin mencoba, saya tidak memikirkan apa yang ingin saya lakukan. “Saya tidak mau kalah seperti itu karena sayang sekali jika saya bermain sampai semifinal Olimpiade,” kata Jorji.

“Di game 3 kami benar-benar unggul 3-11. Saya mencoba mengatakan, “Oke, apa yang saya lakukan sudah saya lakukan. Saya ingin tertantang untuk berbuat lebih banyak,” lanjutnya.

Kekalahan ini membuat rekor Jorji melawan An masih nol dari delapan kemenangannya. Ia pun tak segan-segan memuji kualitas An sebagai pemain tunggal terbaik saat ini yang kini tengah memperjuangkan gelar keempatnya tahun ini setelah Malaysia Open, French Open, dan Singapore Open.

“Dia pemain yang kuat, dia ingin bermain dengan siapa pun dan dia masih tertawa dengan permainannya dan dia sangat dewasa, dia ingin bermain dengan siapa pun yang dia bisa,” ujarnya.

Jorji rencananya akan memperebutkan medali perunggu besok (5/8).

Namun, cederanya salah satu semifinalis, Carolina Marin, yang mengundurkan diri setelah cedera lutut saat memimpin 21-14, 10-6 atas He Bingjiao pada hari Minggu, berarti Jorji mendapatkan perunggu lebih awal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours