Asa panjang Alma berlaga di ajang kelas dunia

Estimated read time 5 min read

Semarang (ANTARA) – Meski bertubuh kecil, tangan dan kakinya sangat mahir memanjat batu.

Kami dengan hati-hati memilih “Macross”, “Volume” dan “Chip” yang berfungsi sebagai batu loncatan dan penopang untuk mendaki lintasan. Karena jika melakukan kesalahan sekecil apa pun, Anda bisa mengalami kerugian.

Kadang-kadang tangannya meraih wadah oval berisi kapur yang diikatkan di pinggangnya agar jari-jarinya lebih kuat menggenggamnya saat dia memanjat.

Namanya Alma Ariella Tsany (15). Ia merupakan pemain Timnas Jatim yang sangat atraktif dalam seluruh penampilan cabang olahraga panjat tebing Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 Aceh-Sumut (PON) 2024.

Ini bukan lelucon. Pemilik tinggi badan 151cm ini telah meraih tiga medali emas dan dua medali perak pada Festival Olahraga Nasional yang digelar empat tahun sekali.

Dia memenangkan tiga medali emas di acara ‘Kombinasi Perorangan Wanita’, ‘Medley Campuran (Boulder dan Timbal)’ dan ‘Boulder Tim Wanita’. Alma Ariella Tsany, pemanjat tebing asal Jawa Timur, mengikuti Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara (PON) 2024 di Banda Aceh. (Beras Antara/Judiar)

Sementara itu, siswa kelas satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Gresik berhasil meraih dua medali perak pada kategori ‘pemimpin individu putri’ dan ‘pemimpin kelompok putri’.

Padahal, PON Aceh-Sumut baru tampil perdana. Pasalnya, Alma merupakan PON pertama yang sebenarnya tidak memiliki tujuan besar. Ia menilai, meraih medali sendiri merupakan hal yang patut disyukuri.

Namun dewi Fortuna memihaknya. Alma berhasil meraih medali emas PON Aceh-Sumut dari total tujuh medali emas yang dikumpulkan kontingen Jatim, menjadikannya juara umum kategori panjat tebing.

“Saya kaget juga, karena sebelum PON saya pikir saya tidak akan meraih medali karena latihannya yang berat,” kata gadis kelahiran Gresik, Provinsi Jawa Timur, pada 25 Juli 2009 itu.

Persiapan PON Aceh-Sumut tampaknya dilakukan melalui latihan daerah (pelatda) di wilayah Jawa Timur selama satu tahun. Untungnya, pihak sekolah juga memberikan banyak dukungan.

Berikutnya: Panjat Pagar Panjat Pagar

Ternyata, Alma sudah mengenal dunia panjat tebing sejak kecil. Pada usia lima tahun, kecintaannya pada panjat pagar rumahnya mulai tumbuh, sehingga orang tuanya mendaftarkannya ke klub panjat tebing.

“Saya mulai mendaki sejak umur lima tahun. Saya suka sekali mendaki, sehingga orang tua saya mengajak saya ke klub di Gresik (Panjat Tebing, Red.),” kata Lukman Hadi dan putri Dyah. Purwaningsih.

Di klub yang diikutinya, Rock Hobbies Center, bakat Alma terus diasah, mengikuti beberapa kejuaraan dan mendapat perhatian di pelatihan lokal (pelatda) di Jawa Timur.

Meski usianya masih sangat muda, ia telah mengikuti beberapa kejuaraan panjat tebing, termasuk kejuaraan nasional di Bangka Belitung pada tahun 2017.

Namun, ia hanya meraih satu prestasi besar di Aceh, yaitu medali emas nomor memimpin individu di Kejurnas 2021.

Aceh sepertinya menjadi ladang keberuntungan bagi Alma karena selalu meraih medali bergengsi di ajang yang ia ikuti di Mekkah Tana Serambi. Pemanjat tebing asal Jawa Timur Alma Ariella Tsany dan rekan setimnya Putra Tri Ramadani usai meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 di Banda Aceh. (Beras Antara/Judiar)

Rupanya Alma belum puas sehingga terus berlatih dan dibujuk untuk kembali mengikuti pelatnas untuk persiapan mewakili Jatim di PON Aceh-Sumut.

“Sebelum PON, ada satu minggu sekolah dan dua minggu latihan. Tapi menjelang PON, fokusnya tetap pada latihan. Pihak sekolah terus memberikan ‘dukungan’,” kata gadis ceria itu.

Usai PON, Alma berharap bisa mengikuti pelatihan dalam negeri (pelatnas) untuk mewujudkan mimpinya mengikuti perlombaan dan kompetisi bergengsi di luar negeri.

“Saya ingin go internasional, seperti SEA Games, Piala Dunia. Kompetisi tertingginya adalah Olimpiade Los Angeles 2028,” kata pecinta mie Aceh ini.

Berikutnya: Tantangan Terberat Tantangan Terberat

Sebagai seorang atlet yang sudah sejak kecil berlatih panjat tebing, pastinya pernah menghadapi beberapa tantangan terberat, termasuk Alma yang mengaku tantangan terberatnya adalah dirinya sendiri.

Apa itu? Merasa malas. Terkadang, adik dari dua bersaudara ini lalai berolahraga karena lelah dan bosan. Namun, biasanya hal tersebut tidak berlangsung lama.

Itu semua berkat orang tuaku yang menyemangatiku saat aku lelah. Meski jauh atau dikarantina menjelang kompetisi, Alma selalu berkomunikasi dengan mereka.

“Iya, setiap hari saya harus WA (WhatsApp) atau ‘video call’ dengan orang tua saya. Mereka menyemangati saya,” kata pemilik zodiak Leo ini. Pemanjat tebing Alma Ariella Tsany asal Jawa Timur memamerkan medali yang diterimanya pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut ke-21 tahun 2024. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)

Prestasi Alma, seiring dengan bermunculannya atlet-atlet muda berbakat, rupanya mendapat apresiasi dari Presiden Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yeni Wahid.

Putri KH Abdurrahman Wahid, Presiden keempat RI ini, mengaku olahraga panjat tebing saat ini sangat digemari, terlihat dengan banyaknya berdirinya klub panjat tebing di berbagai daerah.

Alma merupakan salah satu lulusan Klub Panjat Tebing yang membuka mata terhadap Aceh-Sumut. Namun ketenaran, pengalaman, dan usia bukanlah jaminan untuk menjadi seorang juara.

“Belum tentu pemain nasional bisa menjadi juara, dilihat dari angkanya.”

‘Memimpin dan Rock’. Ada atlet muda berusia 15 tahun. “Saya belum punya ID-nya, tapi saya sudah juara,” pujinya.

Sedangkan bagi FPTI, Yenny menilai hal itu merupakan suatu kebanggaan. Pasalnya, tidak mudah mencari pemain di event ‘Lead and Boulder’. Alma adalah atlet muda dengan pola pikir pemenang.

Tentu saja perjalanan Alma masih panjang. Harapan menjadi juara harus tetap dijaga. Kami berharap Alma bisa mengharumkan nama Indonesia di berbagai kompetisi dunia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours