Laba sebelum pajak SeaBank melonjak 350 persen pada semester I 2024

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) melaporkan laba sebelum pajak (PBT) tahun berjalan sebesar Rp 204 miliar pada semester I 2024, meningkat 350 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. pada periode yang sama tahun lalu hanya Rp 44,96 miliar.

“Kami akan melakukan perubahan yang positif dan setiap saat kinerja kami semakin baik. Tapi kami tidak hanya melihat volumenya saja, tapi kami melihat keberlanjutannya (pertumbuhan berkelanjutan). Kami ingin keberlanjutan mengurangi semua kebijakan kami, yaitu contoh kebijakan terkait pertumbuhan bisnis,” kata Sasmaya Tuhuleley, CEO SeaBank Indonesia, di Jakarta, Rabu.

SeaBank mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 11 persen dibandingkan Desember 2023 menjadi Rp 31 triliun pada semester I 2024. Peningkatan aset juga ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 24 persen sebesar Rp 14,5 triliun pada semester I 2024. menjadi Rp 18 triliun pada semester I 2024. 2024.

Dari sisi penyaluran kredit, SeaBank terus menjaga kualitasnya yang dibuktikan dengan rasio non-performing loan (NPL) bruto dan NPL net sebesar 1,98 persen dan 0,18 persen pada akhir Juni 2024. Sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu, total NPL dan NPL netto masing-masing sebesar 2,09 persen dan 0,13 persen.

Dari sisi pembiayaan, Sasmaya mengatakan sektor keuangan murah (CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan sudah mencapai 60 persen. Menurut dia, komposisi CASA yang sangat besar menunjukkan hasil yang baik meski ada pengurangan SeaBank. bunga tabungan hingga 3,5 persen dibandingkan saat diluncurkan.

Dalam laporan keuangannya, CASA SeaBank semester I 2024 mencapai Rp14,69 triliun atau turun tipis 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp15,64 triliun.

Di sisi lain, biaya modal (CoF) SeaBank, kata Sasmaya, berada di bawah 5 persen. Ia mengatakan, SeaBank saat ini tidak terlalu tertarik dengan nasabah karena perseroan yakin CoF bisa menurun secara bertahap seiring dengan pertumbuhan nasabah yang pesat.

Rata-rata transaksi nasabah harian SeaBank juga menunjukkan hasil yang baik. Bank digital tersebut mencatat ada 3 juta transaksi per hari dengan rata-rata omzet Rp 2 triliun.

Sejumlah transaksi berasal dari ekosistem layanan digital SeaBank seperti pembayaran pinjaman, listrik, multifinancing, transfer internasional, QRIS dan masih banyak lagi.

“Salah satu indikator yang menunjukkan kinerja bank ritel adalah jumlah transaksinya. Kedepannya diharapkan transaksi tersebut dapat terus membantu meningkatkan pendapatan SeaBank dari sisi biaya,” kata Sasmaya.

Hasil survei Populix pada Juli lalu menunjukkan bahwa SeaBank menjadi bank digital pilihan Gen Z dengan layanan favorit termasuk isi ulang e-wallet, transfer antar, pembelian e-commerce atau website, dan transfer antar rekening. .

Margin bunga bersih (NIM) SeaBank tercatat sebesar 15,82 persen pada akhir Juni 2024, turun dibandingkan 19,07 persen pada akhir Juni 2023.

Dari sisi profitabilitas, return on assets (ROA) tercatat sebesar 1,29 persen, turun dari 0,28 persen pada akhir Juni 2023. Kemudian, return on equity (ROE) tercatat sebesar 5,98 persen, turun dari 1,33 persen pada akhir Juni. 2023.

Biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) SeaBank tercatat sebesar 92,02 persen pada akhir Juni 2024, turun dari 98,93 persen pada akhir Juni 2023.

Rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) dan rasio pinjaman terhadap nilai (LDR) hingga akhir Juni 2024 masing-masing sebesar 30,28 persen dan 76,59 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan akhir Juni 2023 yang masing-masing sebesar 18,39 persen dan 60,88 persen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours