Mengenal rehabilitasi kardiovaskular pada penyakit jantung

Estimated read time 4 min read

Jakarta (ANTARA) – Rehabilitasi kardiovaskular atau rehabilitasi jantung (CR) merupakan proses penting bagi kesembuhan pasien pasca kateterisasi jantung, bedah jantung, implantasi loop dan alat pacu jantung permanen (PPM), termasuk pengobatan gagal jantung kongestif (CHF).

Prof.Dr.Budhi Setianto, Sp.JP, Subsp.PRKv(K), Dokter Spesialis Kardiovaskular; Spesialis Rehabilitasi Kardiovaskular Preventif (Konsultan) Skema Rumah Sakit Jantung Siloam menjelaskan bahwa Rehabilitasi Kardiovaskular merupakan program pengobatan yang dirancang untuk membantu pasien yang baru saja menjalani operasi/intervensi jantung atau sedang menjalani pengobatan gagal jantung.

“Program ini biasanya mencakup pemantauan medis, olahraga, pola makan sehat, dukungan psikologis, dan pendidikan kesehatan. Tujuan CR adalah untuk meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu pasien kembali ke aktivitas sehari-hari dengan aman dan berkelanjutan,” kata Profesor Boddy dalam sebuah pers. rilis pada hari Senin.

Ia menjelaskan, rehabilitasi kardiovaskular bertujuan untuk meningkatkan fungsi jantung, mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah masalah kesehatan di kemudian hari.

Komponen inti rehabilitasi kardiovaskular meliputi pemantauan medis, manajemen faktor risiko, olahraga, pendidikan kesehatan, dan dukungan psikologis. Prof.Dr.Budhi Setianto, Sp.JP, Subsp.PRKv(K), Dokter Spesialis Kardiovaskular; Sub-Spesialis Pencegahan dan Rehabilitasi Kardiovaskular (Konsultan) Skema Rumah Sakit Kardiovaskular Siloam Ceneri (ANTARA/HO-Siloam Hospital Group)

Peran tim medis dalam rehabilitasi kardiovaskular

1. Dokter Spesialis Jantung Spesialis Rehabilitasi Kardiovaskular Preventif [Sp.JP Subsp.PRKv(K)]

– Mengobati komplikasi kardiovaskular: Ahli jantung memantau dan menangani komplikasi kardiovaskular yang mungkin terjadi setelah operasi.

– Mengatasi faktor risiko dan perilaku tidak sehat. Empat perilaku pemicu penyakit kardiovaskular yang perlu dikendalikan adalah sering makan, lambat berolahraga, stres, dan merokok.

– Pemrosesan dan pemantauan obat-obatan. Ahli jantung juga bertanggung jawab untuk meresepkan dan meresepkan obat jantung, termasuk beta blocker dan obat antiaritmia, untuk mengontrol detak jantung dan mencegah aritmia.

Meresepkan latihan fisik: Ahli jantung rehabilitasi preventif meresepkan latihan fisik sesuai dengan kemampuannya, dan harus dilakukan secara teratur, meningkat, bertahap, dan konsisten.

2. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medis (Op.KFR)

– Mempersiapkan sistem muskuloskeletal, persendian, dan organ pernapasan: Sp.KFR bertugas memastikan otot, tulang, dan persendian pasien siap dan kuat untuk beraktivitas sebelum dan sesudah perawatan medis.

– Koordinasi dan keseimbangan: Spesialis ini juga membantu pasien mendapatkan kembali koordinasi dan keseimbangan dalam tubuh.

– Integrasi dengan aktivitas fisik: SP.KFR mengembangkan program olahraga yang tidak hanya aman tetapi juga efektif, seperti senam binaraga diiringi musik untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskular.

3. Ahli gizi klinis

– Konsultasi nutrisi: Ahli diet klinis membantu pasien mengembangkan pola makan yang sehat dan seimbang untuk mendukung proses pemulihan.

4. Psikolog dan/atau psikiater.

– Penilaian kesehatan mental: Psikiater atau psikiater, bergantung pada spesialisasinya, menentukan kesehatan mental dan emosional pasien.

– Dukungan psikologis: Spesialis ini juga memberikan dukungan untuk membantu pasien dan keluarganya mengatasi kecemasan, stres, dan depresi serta meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penyakit jantung secara keseluruhan.

5. Fisioterapis dan perawat

– Koordinasi terapi fisik: Terapis fisik membantu mengembangkan dan menerapkan program latihan yang sesuai dengan kondisi pasien.

– Pemantauan dan dukungan harian: Perawat CR memberikan dukungan harian selama sesi rehabilitasi, memastikan bahwa pasien mengikuti rencana perawatan dan menerima perawatan yang mereka butuhkan.

Memantau dan mengevaluasi pasien

Selama rehabilitasi di rumah sakit, di bawah pengawasan dokter dan paramedis, pasien akan menjalani berbagai tes dan pemeriksaan untuk memantau perkembangannya.

1. 6MWT (Tes Berjalan 6 Menit): Mengukur jarak yang dapat ditempuh pasien dalam enam menit. Tes ini membantu mengevaluasi stamina dan kemampuan fisik pasien.

2. TMT (Treadmill Test): Mengukur respon jantung pasien terhadap aktivitas fisik di treadmill.

3. CPX (Tes Latihan Kardiopulmoner): Mengevaluasi fungsi jantung dan paru-paru selama latihan intens untuk memahami kemampuan pasien dalam melakukan pernapasan jantung.

Pasien juga dapat melanjutkan rehabilitasi di rumah dengan melakukan Soleus Push-Up (SPU), yaitu program latihan lembut pada kaki sambil duduk yang memungkinkan lengan melakukan aktivitas apa pun.

Waktu latihan SPU dalam beberapa jam (bukan menit) tanpa rasa lelah. Latihan ini berfokus pada otot soleus yang terletak di tungkai bawah, di depan betis.

Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 dan diterbitkan di majalah iScience oleh Profesor Mark Hamilton dari University of Houston, otot ini berperan dalam menurunkan kadar gula darah dan lemak dengan cara memompa darah kembali ke jantung.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours