Berbagi tugas perlu dilakukan untuk merawat orang dengan demensia

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono dr. Asnelia Devicesaria, Sp.N Subsp.NGD(K) mengingatkan caregiver (pengasuh) penderita demensia untuk berbagi tugas dengan anggota keluarga lainnya.

“Tidak akan diambil oleh satu orang atau orang yang tinggal serumah. Harus berubah,” kata Asnelia saat webinar tentang demensia Alzheimer yang diikutinya dari Jakarta, Senin.

Pentingnya membagi tugas saat merawat penderita demensia karena pengasuh memerlukan waktu istirahat. Jadwal istirahat bagi penderita demensia bisa berbeda-beda, tergantung kebutuhan, dan Asnelia merekomendasikannya setiap dua minggu sekali.

Asnelia mencontohkan perawatan lansia penderita demensia yang dilakukan oleh seorang anak yang tinggal serumah. Ketika seorang anak tunawisma pulang, dia bisa mengambil alih pekerjaan itu agar adiknya bisa beristirahat.

Begitu pula dengan mereka yang memiliki anak lain yang tinggal jauh, misalnya, dapat memberikan dukungan finansial. Asnelia mengingatkan kita untuk mendorong komunikasi seperti melalui telepon atau video call agar komunikasi menjadi berirama dan penderita demensia tidak mudah melupakan anak-anak yang menjauhi tindakan.

Asnelia mengatakan, pada kasus demensia, ketika orang tua tidak bisa melihat anaknya, bukan berarti tidak menyayangi anaknya.

Penyakit Alzheimer, salah satu penyebab demensia, merupakan degenerasi otak yang dapat menurunkan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia. Proses penyakit bisa dimulai 20 tahun sebelum gejala spesifik Alzheimer muncul.

Gejala penyakit Alzheimer meliputi kehilangan ingatan yang progresif dan tertunda, gangguan kognitif (misalnya penglihatan, konsentrasi, kesulitan memegang uang, masalah perhatian (kehilangan pengaturan waktu, tempat dan orang), kebingungan dan kegelisahan, masalah pemrosesan bahasa (kesulitan menemukan kata-kata), bahasa .

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita demensia (termasuk penyakit Alzheimer), diperlukan pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours