Kembangkan Ubi Jalar Produk Unggulan, Ubaya Dorong Pemanfaatan Teknologi produksi

Estimated read time 3 min read

SURABAYA – Produksi pertanian atau hasil panen yang melimpah tidak selalu menghasilkan keuntungan. Misalnya saja ubi jalar di Kecamatan Travas, Mojokerto, Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra penghasil ubi jalar.

Ubi jalar merupakan salah satu produk pertanian khas Travas yang dibudidayakan oleh hampir seluruh petani di 13 desa di distrik Travas. Hasil panen ubi jalar sangat melimpah, namun sebagian besar dijual dalam keadaan mentah atau belum diolah.

Saat panen raya, ubi jalar dijual dengan harga yang sangat murah. Sekali beli harganya sekitar Rp 500/kg. Sangat murah. Dalam beberapa kasus, mereka hanya tinggal di ladang, tidak ada panen. Proses pemanenannya membutuhkan biaya.

Upaya yang dilakukan masyarakat pedesaan melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Distrik Travas. Diantaranya adalah olahan keripik ubi jalar dan makanan olahan lainnya. Namun upaya ini hanya dapat melibatkan 5% hingga 10% dari hasil panen ubi jalar.

Menghadapi situasi tersebut, Universitas Surabaya (Ubaya) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) mencari solusi dengan membentuk kelompok pengabdian masyarakat.

Tim tersebut terdiri dari Gunawan, Ph.D., Jurusan Teknik Industri sebagai ketua tim, Zunairoh, M.SM., Jurusan Manajemen, Ardhia Deasy Rosita Dewi, M.Si., Program Studi Biologi Universitas Surabaya, dan Dr. . . Moh. Arif Batuta, Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Tujuan tim Ubaya adalah menyusun program peningkatan dan pengembangan produk unggulan daerah berbasis ubi jalar dengan memanfaatkan teknologi produksi dan informasi.

Program Penguatan Mitra Usaha Produk Berprestasi Daerah (PM-UPUD) mendapat pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek ) ).

Menurut ketua tim PM-UPUD Ubaya, Gunawan, Ph.D., program ini bertujuan untuk mengembangkan produk berbahan dasar ubi jalar yang hasilnya melimpah. Beberapa teknologi yang diadopsi antara lain teknologi produksi tepung terigu, pembangkit listrik tenaga surya dan sistem informasi penjualan dengan mesin kasir pintar yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM.

“Budidaya ubi jalar memiliki ciri-ciri yang unggul yaitu masa panen yang singkat, hanya 4-5 bulan, dan produktivitas yang relatif tinggi yaitu 20-40 ton/ha. Sebagai bahan pangan, ubi jalar memiliki keunggulan yaitu rendah gula, kaya akan vitamin. A, serat dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. “Ubi jalar juga bebas gluten sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang sensitif terhadap gluten,” ujarnya.

Upaya ini sangat mendukung Travas County dalam memanfaatkan produk pertanian sebagai potensi wisata yang lebih tinggi yang kini berkembang sangat pesat. Produk daerah unggulan yang dikembangkan dapat dikatakan mengacu pada produk olahan ubi jalar yang melimpah dan destinasi wisata unggulan berbasis sumber daya lokal.

Pemilik UMKM Jajanan Ria, Desa Selatafak, Nanik Riasih mengucapkan terima kasih kepada Ubaya dan DRTPM Kemdikbudristek yang telah mendanai program PM-UPUD. Program ini mengarah pada pengolahan ubi jalar menjadi tepung.

Pengolahan ubi jalar menjadi produk tepung membuka peluang pasar yang lebih besar karena semua industri makanan terutama industri roti, makanan ringan, mie dan lainnya tentu membutuhkan tepung dalam proses pembuatan produknya, termasuk UMKM.

“Program yang dilaksanakan Ubaya ini akan meningkatkan serapan ubi jalar yang dihasilkan petani. Meningkatkan penghidupan petani. Selain itu akan meningkatkan omzet UMKM dengan inovasi produk ubi jalar berupa tepung. Juga perluasan produk pertanian dan olahannya. pasar. “Kami berharap hal ini dapat memberikan efek peningkatan pendapatan kita khususnya bagi UMKM,” kata Nanik Riasih yang merupakan mitra program Ubaya.

Agus Sujiono, Kepala Desa Selotapak, Kecamatan Travasi, mengucapkan terima kasih atas program pengembangan produk UMKM tertinggi di desanya. “Atas nama Pemerintah Desa Selotapak, kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas Program Pengembangan UKM yang dilaksanakan Ubaya,” ujarnya.

Pelatihan, pendidikan pengelolaan UKM dan penerapan teknologi pengolahan tepung ubi jalar. Komunitas kami belajar banyak tentang sistem produksi, manajemen bisnis, dan keuangan. Sangat membantu dalam meningkatkan pengetahuan dan kapasitas UMKM dalam mengembangkan usahanya. “Kami berharap program ini terus berlanjut,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours