Airlangga: Kelas menengah berperan sebagai motor penggerak ekonomi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Perekonomian Aylangga Hartarto menilai kelas menengah memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian nasional.

Penguatan kelas menengah menjadi salah satu syarat tercapainya pertumbuhan ekonomi yang konsisten sebesar 6-7 persen dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN).

“Kelas menengah kita sekitar 17,13 persen dan calon kelas menengah (AMC) juga mendekati 50 persen dan tentunya sebelum COVID-19 angka ini sedikit lebih tinggi karena dampak COVID-19 sering terjadi,” kata Menkeu. .

Sebagai referensi, kelas menengah potensial atau aspiratif middle class (AMC) merupakan kelompok masyarakat yang berhasil naik kelas namun masih rentan terhadap kemiskinan.

Saat ini, sektor perumahan merupakan salah satu pengeluaran terbesar kedua bagi masyarakat kelas menengah, sehingga kebijakan pemerintah di sektor ini menjadi penting.

Oleh karena itu, Pemerintah mendorong pertumbuhan kelas menengah dengan mengutamakan kebijakan subsidi di sektor perumahan.

Pemerintah meningkatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Negara (PPN DTP) menjadi 100 persen dan kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit hingga Desember 2024.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga telah menggagas beberapa program lain seperti Jaminan Sosial (Perlinsos), Insentif Perpajakan, Program Kartu Prakerja, Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Senada, Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Perekonomian Kementerian Kelautan dan Perikanan/Bappenas, mengatakan penguatan kelas menengah sangat penting agar Indonesia mampu keluar dari jebakan pendapatan menengah.

Pemerintah telah menetapkan target bahwa kelas menengah harus mencapai 80 persen pada tahun 2045.

Peningkatan kelas ini diharapkan dapat dilaksanakan secara bertahap dari tahun ke tahun.

Dengan demikian, pangsa kelas menengah diperkirakan akan mencapai 80 persen pada tahun 2045. Karena kelas menengah adalah tulang punggung perekonomian. Agar perekonomian kuat maka kelas menengah harus tebal, ujarnya.

Amalia menilai industrialisasi pangan merupakan langkah penting untuk mencapai tujuannya.

Pemerintah harus berhasil menciptakan lapangan kerja bagi kelas menengah.

Selain itu, calon kelas menengah juga harus menjadi perhatian bersama.

Sekitar 50 persen dari kelas menengah yang terdaftar harus dikembangkan menjadi masyarakat kelas menengah.

“Sebenarnya kita ada kelas menengah yang maunya sekitar 50 persen. Itu tugas kita di RPJPN, bagaimana menaikkannya menjadi kelas menengah, yang 50 persen itulah yang berpotensi mengangkatnya menjadi kelas menengah,” kata Amalia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours