Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, dari Masa Kejayaan hingga Keruntuhan

Estimated read time 4 min read

SEJARAH Kerajaan Mataram kuno dari berdirinya hingga runtuhnya cukup panjang. Kerajaan Nusantara disebut juga Kerajaan Medang merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang didirikan di Pulau Jawa.

Awalnya kerajaan kuno Maratam didirikan di Jawa Tengah pada abad ke-8. Namun pada abad ke-10, kerajaan ini berpindah ke Jawa Timur.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 dan ke-10 dan meninggalkan banyak monumen yang masih dapat dilihat hingga saat ini.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua periode tergantung lokasi atau ibu kota pemerintahannya. Yang pertama adalah masa awal kerajaan Medang yaitu Jawa Tengah pada masa Dinasti Sanjaya dan Syailendra (732-929 M), dan yang kedua adalah ketika berpindah ke Jawa Timur dan dikuasai oleh Dinasti Isyan (929-1016 M). . .

Pada tahun 929, kerajaan Mataram kuno dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Menurut George Coedes dalam The Indianized States of Southeast Asia (1968), ada beberapa kemungkinan faktor yang memicu gerakan ini.

Pertama adalah faktor politik, yakni sering terjadi perebutan kekuasaan yang berdampak pada terancamnya kesatuan wilayah kesultanan.

Faktor kedua adalah bencana alam yaitu letusan Gunung Merapi. Faktor ketiga adalah potensi ancaman dari kerajaan lain, termasuk serangan dari Kerajaan Sriwajaya.

Faktor keempat adalah motif agama dan ekonomi, termasuk kurangnya pelabuhan yang membuat Kerajaan Mataram Kuno kesulitan menjalin kerja sama dengan pemerintah lain.

Belakangan, lokasi ibu kota kerajaan ini antara lain dipindahkan. ke Mamrati pada masa Rakai Pikatan, pada masa Dyah Balitung (Rakai Watukura) dipindahkan ke Poh Pitu dan sempat kembali ke Bhumi Mataram pada masa Dyah Wawa (Rakai Sumba). Mamrati dan Poh Pitu diperkirakan terletak di antara wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan (Magelang atau Kedu).

Mataram Kuno masa kejayaannya

Abad itu diam-diam menjadi saksi keberhasilan Mataram Kuna. Kerajaan Hindu-Budha ini menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Sriwidzaya di Sumatera sehingga membuka jalan bagi pertukaran budaya dan ekonomi yang memperkuat kedua kerajaan tersebut.

Di bawah kepemimpinan Raja Rakai Pikatan (840-856 M) dari Dinasti Sanjaya, Mataram kuno memasuki era baru. Pernikahannya dengan Pramodavardhani dari dinasti Sailendra yang beragama Buddha menandai penyatuan dua dinasti besar dan membawa stabilitas politik.

Kerajaan Mataram kuno memiliki banyak monumen berupa candi-candi megah, antara lain Candi Borobudur di Magelang, Candi Prambanan, Candi Kalasan dan Candi Sewu di Yogyakarta, serta beberapa candi lainnya. Setelah perpindahan Mpu Sindok ke Jawa Timur yang kemudian mendapat gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isan Wikramadharmottunggadewa (929-947), Kerajaan Mataram Kuno menduduki pusat pemerintahan di suatu daerah bernama Tamwlang.

Kerajaan Mataram kuno juga terkenal dengan toleransi beragama yang kuat antara umat Hindu dan Budha, seperti terlihat pada pembangunan candi Borobudur, Kalasan, Prambanan dan lain-lain. Hal ini tidak terlepas dari peran para pemimpinnya yang mengajarkan toleransi.

Raja-Raja Masa Mataram Kuno Jawa Tengah

– Rakai Mataram Ratu Sanjaya (732-760 M)

– Rakai Panangkaran (760-780 M)

– Rakai Panunggalan alias Dharanindra (780-800 M) – Rakai Warak alias Samaragravira (800-820 M)

– Rakai Garung alias Samaratungga (820-840 M)

– Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodavardhani (840-856 M)

– Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M) – Rakai Watumalang (882-899 M)

– Rakai Watukura Dyah Balitung (898-915 M) Mpu Daksa (915-919 M)

– Rakai Layang Dyah Tulodong (919-924 M)

– Rakai Sumba Dyah Wawa (924 M)

Periode Jawa Timur

– Rakai Hino Sri Isana alias Mpu Sindok (929-947 M) – Sri Lokapala dan Ratu Sri Isanatunggawajaya (dari tahun 947 M)

– Mahkota dinasti Wardhana (sampai tahun 985 M)

– Dharmalangsa Teguh (985-1007 M)

Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

Sepeninggal Rakai Panangkaran, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kekosongan kekuasaan karena tidak mempunyai pewaris takhta. Alhasil jabatan raja dipercayakan kepada penasehatnya Mpu Sindok.

Pada masa Mpu Sindok berkuasa, keadaan kerajaan Mataram kuno terpecah menjadi dua bagian, yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya.

Dinasti Syailendra memerintah kerajaan Mataram kuno yang berwatak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan. Sedangkan Dinasti Sanjaya memerintah kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara.

Meski terpecah belah, namun kerajaan ini kembali bersatu setelah menikahkannya Rakai Pikatana dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodhavardhani dari Dinasti Syailendra.

Namun pada tahun 929 ibu kota Mataram kuno dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Setelah berpindah ke Jawa Timur, kerajaan ini bernama Kerajaan Medang dan lokasinya berada di sekitar Jombang, Jawa Timur.

Dengan adanya perubahan nama kerajaan ini, diumumkan bahwa Kerajaan Mataram Kuno sudah tidak ada lagi. Selain itu disebutkan juga bahwa penyebab lain runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno adalah letusan gunung berapi yang menyebabkan kerusakan parah pada keraton.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours