Jenderal NATO Klaim Ukraina Memiliki Strategi Perang yang Hebat

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Kepala pasukan pertahanan NATO di Eropa, Christopher Cavoli, menyebut kekalahan Ukraina di medan perang sebagai tanda “intensifikasi” serangan.

Dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Aspen di Colorado, AS, jenderal kelompok tersebut mengatakan bahwa keseluruhan strategi Kiev sangat menakutkan dalam hal rekrutmen, pelatihan, dan pengadaan senjata.

Menurut Cavoli, dalam perang modern, seseorang “menang dengan cepat dan maju”, atau terjebak “untuk waktu yang lama, penuh dengan perubahan yang tidak terduga”, seperti yang terjadi dalam konflik Ukraina.

“Sebagian besar hal ini akan bergantung pada kemampuan menghasilkan listrik, pihak mana yang dapat menghasilkan listrik dengan cepat dan menggunakannya ketika mereka memiliki kesempatan,” katanya, seraya menambahkan bahwa inilah yang telah dilakukan Kyiv selama berbulan-bulan.

“Saya pikir mereka punya strategi hebat. Ini hanya tentang membawanya ke pengadilan,” katanya, seraya menekankan bahwa membangun kekuatan, atau mencari tahu bagaimana menggunakan masyarakat, disiplin dan senjata dengan baik, adalah kunci keberhasilan serangan terbaru Kiev. upaya tersebut dan menyatakan bahwa pasokan senjata dari Barat “berjalan dengan baik”.

Sebaliknya, pemerintah Ukraina berulang kali menyalahkan kegagalan pasukannya di medan perang karena kurangnya senjata Barat. Dalam perjalanannya ke Inggris, Menteri Luar Negeri Ukraina Volodymyr Zelensky secara terbuka mengeluh kepada BBC awal pekan ini bahwa Barat belum mengirimkan satu pun dari sekian banyak F-16 yang tidak mereka janjikan. Awal bulan ini, dia juga mengatakan ada pasukan di Kiev untuk malam itu, tapi mereka tidak bisa berperang karena menunggu dipersenjatai.

Laporan dari lapangan juga bertentangan dengan jaminan Cavoli. Tentara Ukraina menghadapi kesulitan dan dikalahkan oleh tentara Rusia di banyak tempat di medan perang. Beberapa kemajuan yang dicapai Kiev selama operasi yang diumumkan namun akhirnya gagal tahun lalu.

Bahkan pendukung Kiev di Barat pun skeptis terhadap kemenangan atas Rusia. Menurut laporan New York Times awal bulan ini, mengutip para pejabat AS, banyak orang di Barat percaya bahwa “hampir mustahil” bagi Ukraina untuk merebut kembali seluruh wilayah yang hilang, karena pasukan Ukraina telah melakukan beberapa hal.

Rusia mengatakan bantuan asing sebanyak apa pun tidak dapat mengubah hasil konflik dan intervensi Barat hanya akan memperpanjang perang. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan lalu bahwa ia akan memerintahkan gencatan senjata dan memulai perundingan dengan Ukraina segera setelah Ukraina berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari wilayah Moskow.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours