Bahaya, 3 Senjata Ini Paling Banyak Membunuh Umat Manusia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Senjata api merupakan penemuan yang mengubah hidup manusia karena membunuh. Ada 3 senjata yang paling banyak membunuh orang sepanjang sejarah.

Banyak peperangan atau konflik antar negara yang mengakibatkan ribuan korban jiwa, salah satunya adalah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945. Hingga 200.000 orang meninggal.

Berdasarkan pembahasan Rabu (2/10/2024) ada 3 senjata yang banyak membunuh orang, berikut analisanya:

1. Senapan AK-47

Ada satu senjata yang membunuh lebih banyak orang daripada bom atom. Kenyataannya, korban tewas mencapai jutaan, khususnya senapan Kalshnikov atau lebih dikenal dengan AK-47.

Senjata ini pertama kali dikembangkan secara diam-diam untuk tentara Uni Soviet. Hingga saat ini, diperkirakan 100 juta AK-47 dan variannya telah diproduksi. Senjata ini bisa ditemukan di seluruh dunia, termasuk di tangan warga sipil AS pada tahun 2012. Mereka membeli banyak AK-47, begitu pula polisi dan militer Rusia.

Perancang senjata Rusia Mikhail Kalashnikov adalah seorang insinyur angkatan laut di Angkatan Darat Soviet selama Perang Dunia II. Dia memutuskan untuk membuat senjata yang bagus pada tahun 1947 Kalshnikova Automat, tahun pertama produksi senjata.

Pada tahun 1949, AK-47 menjadi senapan serbu standar Angkatan Darat Soviet. Negara-negara lain yang mengadopsi senjata ini dalam Pakta Warsawa, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan menjadi simbol perubahan di pedalaman dunia, seperti Vietnam, Afghanistan, Kolombia dan Mozambik; AK-47 bahkan ada di bendera Mozambik. .

Jumlah senjata terbesar di dunia sering digunakan dalam kegiatan kriminal dan teroris. Militer AS telah mengerahkan senjata-senjata ini selama konflik di Afghanistan dan Irak. Dengan masa pakai 20 hingga 40 tahun, senapan AK mudah dibawa dan dipegang.

Harganya bisa mencapai ratusan USD, namun satu part AK-47 bisa dibeli dengan harga sekitar Rp 700 ribu;

2. bom nuklir

Bom atom Hiroshima, Jepang yang dijuluki Little Boy, awalnya menewaskan 70.000 orang. Pada bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya, puluhan ribu orang menderita penyakit radiasi. Ledakan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima berkekuatan sekitar 15 kiloton TNT.

Sementara itu, ICBM RS-28 Sarmat Rusia (dikenal NATO sebagai Setan 2) dirancang untuk membawa hulu ledak 2.000 kali lebih kuat daripada Si Kecil. Insinyur Rusia mengatakan rudal Setan 2 dapat menghancurkan hingga Texas atau Prancis. Meskipun Perjanjian Pembatasan Senjata telah mengurangi jumlah senjata nuklir secara signifikan, diperkirakan masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di dunia. Lebih dari 90 persen senjata tersebut adalah milik Amerika Serikat dan Rusia.

3. Senjata biologis

Dalam sejarah peperangan, penyakit sering kali lebih banyak membunuh daripada pertempuran. Memasukkan agen penular ke medan perang secara sengaja merupakan strategi yang buruk karena senjata penular lebih sulit diprediksi dibandingkan senjata kimia.

Virus dan bakteri tidak membeda-bedakan dalam memilih korbannya. Misalnya Kematian Hitam yang menewaskan 25 juta orang. Senjata biologis dilarang oleh Konvensi Jenewa 1925, namun Jepang menggunakan senjata biologis di Tiongkok dan melakukan eksperimen skala besar yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk melarang senjata pemusnah massal, namun ternyata Uni Soviet telah memperoleh sistem senjata rahasia yang besar sejak penandatanganan perjanjian tersebut pada tahun 1972. Tanpa penyelidikan dan penegakan hukum yang ketat. Secara sistem, Konvensi Senjata lebih berfungsi sebagai pernyataan prinsip-prinsip global mengenai senjata perang daripada larangan nyata terhadap agen biologis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours