Deflasi berlanjut, ekonom imbau pemerintah dongkrak pendapatan warga

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat guna mengatasi tren deflasi yang berlangsung selama lima bulan berturut-turut.

“Pemerintah perlu meningkatkan produktivitas belanja sehingga dapat meningkatkan efek pengganda fiskal terhadap perekonomian dan pendapatan masyarakat,” kata Joshua dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

BPS mengumumkan perekonomian Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,12 persen (month-on-month/MTM) pada September 2024, melanjutkan tren deflasi pada Mei 2024.

Menurut BPS, tren tersebut dipengaruhi oleh penyesuaian komponen volatil food baik dari sisi pasokan maupun harga pangan.

Survei BPS mengacu pada Indeks Harga Konsumen (IHK), dimana faktor yang mempengaruhinya adalah biaya produksi dan kondisi pasokan. Artinya, angka deflasi yang dilaporkan BPS tidak mengkaji tren deflasi dan hubungannya dengan penurunan daya beli masyarakat.

Senada dengan hal tersebut, Joshua mengatakan deflasi selama lima bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat.

Namun jika melihat data lain, terdapat tanda-tanda penurunan daya beli masyarakat, khususnya kelompok kelas menengah. Misalnya saja peningkatan jumlah pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada tahun 2022 hingga Agustus 2024, serta tren penurunan rasio pendapatan disposabel terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional selama 10 tahun terakhir.

Untuk itu perlu adanya intervensi kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat, salah satunya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pemerintah juga perlu menjaga stabilitas harga baik harga bahan pangan yang fluktuatif maupun harga yang diatur pemerintah.

Pemerintah perlu menjaga stabilitas harga agar tidak memberikan tekanan kepada masyarakat karena pendapatan riil masyarakat menurun, kata Joshua dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Pada September 2024, komponen harga yang fluktuatif mengalami deflasi sebesar 1,34 persen sehingga total inflasi sebesar 0,21 persen.

Komoditi utama yang menyumbang deflasi bulanan adalah cabai merah sebesar 0,09 persen; cabai merah sebesar 0,08 persen; telur ayam murni dan daging ayam murni masing-masing 0,02 persen; Tomat, daun bawang, kentang dan wortel masing-masing 0,01 persen.

Komponen harga yang dikendalikan pemerintah menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen dan inflasi keseluruhan sebesar 0,01 persen. Akibat penurunan harga gas Pertmax, Pertmax Turbo, Pertamina Green 95, Pertamina Dex dan Dexlite pada 1 September 2024, komoditas yang memegang peranan utama pada unsur tersebut adalah bensin.

Sedangkan komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dan share sebesar 0,10 persen. Komponen utama yang berkontribusi terhadap inflasi inti adalah kopi basah dan biaya akademi/universitas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours