Bayang-bayang calon istri jadi motivasi Fuad raih medali angkat besi

Estimated read time 2 min read

Banda Aceh (Antara) – Pengusaha asal Jawa Barat, Mohamed Nur Fawad Jamal punya alasan tambahan membawa pulang medali dari keikutsertaannya di PON Sumatera aceh-Utara 2024, yakni ingin melamar calon istrinya.

Pada kategori 67 kg putra, Fawad bersaing satu kategori dengan pegulat legendaris Indonesia Ako Yuli Erawan. Meski demikian, Fawad tak gentar dan sudah saatnya “menantang” Echo dalam balapan bersih dan kotor, melawan GOR Seramoe, Banda Aceh, Kamis.

Dia memecahkan beban 172 kg di dunia sebelumnya dan mengangkat beban dalam upaya untuk menyamai rekor berat Echo. Sayangnya, ia gagal menambah berat badan dan puas dengan medali perak dengan rekor 287 kg.

“Baru kali ini (dapat medali). Ngomong-ngomong, dan saya punya niat baik, setelah itu insya Allah saya mau menikah. Kalau Mega Listari, saya setujui Pak Agus Permadi. Tunggu saya kembali kata Fawad dalam konferensi pers usai pertandingan.

“Nah, sebelum itu pelajaran pertama, di Bandung tahun 2023, saya ke sana dan sudah ngobrol (saya ingin memperkenalkan) pacar saya, tidak jauh berbeda dengan usia itu. Jujur saya semangat ya. Kalau internal tentu orang tua saya, keluarga, ini eksternal saya, ujarnya.

Fawad yang sudah berkecimpung di dunia gravitasi sejak kelas enam SD mengaku sangat bangga akhirnya bisa meraih prestasi di tingkat PON. Ia menceritakan pengalamannya tampil di PON Papua 2021, pulang dengan tangan hampa akibat kerusakan peralatan.

“Saya menempati posisi kelima di Papua. Secara kebetulan, saya sedang berlatih di sana di Bexley, dan siku saya sakit parah. “Saya langsung ke Papua selama tiga bulan, saya tidak berharap medali di sana, saya berharap keselamatan, yang penting tanggung jawab saya di Jabar, itu saja,” ujarnya.

Setelah kebahagiaan Fawad, ada harapan untuk masa depannya. Atlet berusia 25 tahun itu sebenarnya berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.

“Saya jomblo, belum kerja, mau kerja. Minimal sediakan atlet-atlet daerah yang pernah meraih medali di PON atau PON, karena masuk PON tidak mudah. ​​Seluruh Indonesia dari cabor besar empat kali bertahun-tahun, saya benar-benar harus berjuang melawan “olahraga pagi, siang dan malam, penambahan dan penurunan berat badan, sakit punggung dan lutut,” jelasnya.

Ketika Fawad ditanya apakah ia bersedia melepaskan perannya dalam olahraga yang telah digelutinya sejak kecil, jika mendapat pekerjaan, Fawad berharap pekerjaan itu dapat menunjang aktivitas olahraganya.

“Kalau saya mau punya bisnis dari Kony atau ada yang bisa jalan di tempat latihan, saya ikuti dua-duanya. Banyak sekali, misalnya olahraga kepolisian, apa saja tugasnya? Ya Olah Raga. Karena hal. “Iya mau banget, karena targetnya aku ikut Sea Games 2025 juga,” putusnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours