AS akan jual peralatan militer senilai Rp2,5 triliun ke Israel

Estimated read time 2 min read

Washington (ANTARA) – Pemerintahan Biden menyetujui penjualan peralatan trailer tank berat senilai $164,6 juta (sekitar 2,5 triliun) ke Israel pada Kamis (12/9) di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Meningkatnya ketegangan di Tepi Barat.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan mengatakan telah memberi tahu Kongres AS tentang potensi penjualan tersebut dan pengiriman diperkirakan akan dimulai pada tahun 2027.

“Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan yang kuat dan siap pakai. Penjualan yang diusulkan konsisten dengan tujuan tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Bulan lalu, Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai 20 miliar dolar ke Israel.

Mengingat lebih dari 41.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 akibat pemboman Israel, yang disebut Biden “tanpa pandang bulu”, Amerika Serikat telah menyerahkan bantuan militernya kepada Israel.

Pada Oktober 2023, total 1.139 orang tewas dalam serangan perbatasan yang dipimpin oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas, yang memicu perang yang sedang berlangsung.

Beberapa kelompok hak asasi manusia dan mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS telah meminta pemerintahan Biden untuk menghentikan transfer senjata ke Israel, dengan alasan pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia. Israel membantah tuduhan tersebut.

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Amerika Serikat adalah pemasok senjata terbesar bagi Israel, dan lebih dari 70 persen impor senjata Tel Aviv berasal dari Amerika Serikat.

Senjata buatan AS telah dilaporkan dalam beberapa serangan di Gaza yang mengakibatkan korban sipil, meskipun para pejabat AS menolak untuk mengkonfirmasi rinciannya.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours