Menerbangkan tarung derajat jadi bela diri internasional

Estimated read time 6 min read

Banda Aceh (Antara) – Pencak silat merupakan kekayaan budaya suatu bangsa dan Indonesia mempunyai ilmu pencak silat dari berbagai aliran yang ada di Indonesia yaitu Silat.

Saat ini, ada seni bela diri seperti Taekwondo dari Korea Selatan, Karate dan Wushu dari Tiongkok, Judo dari Jepang, Muay Thai dari Thailand dan gulat dari Uzbekistan yang dipertandingkan di Olimpiade tingkat regional, Asia, dan internasional .

Di Indonesia, terdapat ilmu bela diri lain selain silat yaitu pencak silat.

Dibuka oleh Ahmed Darajat pada tahun 1972 di Bandung, Truongdagri merupakan seni jasmani dan rohani hasil perjalanan panjang Ahmed Darajat atau AA Boxer melalui pertarungan jalanan di Bandung pada tahun 1960an. Bandit, pejuang, perampok, penjahat jalanan dan lain-lain.

Seni bela diri ini bertumpu pada lima unsur gerak, yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelincahan, dan ketangkasan. Hal ini juga dijiwai dengan nilai-nilai filosofis yang dipegang teguh seperti “Aku sahabat, bukan berarti aku takut”. I Surrender memberi para pejuang pemahaman moral dan pandangan hidup.

Merupakan bentuk bela diri yang keras dan agresif dipadukan dengan tendangan dan pukulan, pencak silat yang bergabung dengan KONI pada tahun 1997 ini berkembang sebagai salah satu bentuk bela diri. Ini populer di Indonesia.

Seluruh atlet yang akan mengikuti Divisi Perang Aceh-Sumut pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21, Minggu (15/9/2024). Antara / Mario Sophia Nasution / aa. Hal itu terbukti pada kualifikasi PON yang mengumumkan keikutsertaan 22 provinsi pada pertandingan pencak silat Pekan Olahraga Nasional (PON XXI Aceh-Sumut) mulai 16 September di Bel Mujiura Aceh (BMA) Kota Banda Aceh. Hingga 19 September 2024.

Ia memenangkan 21 medali emas di nomor gaya bebas putra dan putri, serta enam kompetisi seni bela diri putri dan satu kompetisi seni bela diri campuran.

Divisi gulat mempunyai 21 perlombaan yaitu 49,1-52kg Putra, 52,1-55kg Putra, 55,1-58kg Putra, 58,1kg Putra, 61,1-64 kg Putra. Kemudian jantan 64,1-67 kg, jantan 67,1-70 kg, jantan 70,1-75 kg, dan jantan 75,1-80 kg.

Setelah itu, pertandingan gaya bebas putri akan digelar pada kelas 45,1-50 kg putri, 50,1-54 kg putri, 54,1-58 kg putri, 58,1-62 kg putri, dan gaya bebas putri. Setelah itu, ada single skater, pair skater, dan team skater untuk figure skating putra.

Pada kategori putri juga dipertandingkan nomor artistik ranger tunggal, berpasangan dan ranger beregu. Ada juga medali emas untuk pemenang acara beregu campuran.

Berikutnya: Atlet berpartisipasi

Para atlet peserta turnamen PON Aceh-Sumut memiliki skill yang baik dan kekuatan pesertanya merata. Hal ini dibenarkan oleh putra Grandmaster Ahmed Darajat, Stormmaster yang mengawasi Game Perang sejak awal permainan tersebut.

Ia menilai tidak ada tim yang dominan dan sangat sulit memprediksi atlet mana yang akan mencapai final dan meraih medali emas di multievent tersebut.

Menurutnya, semakin sering seseorang melakukan bela diri dan mengikuti permainan, maka semakin sulit mengembangkan teknik dan strategi dalam permainan.

Bela diri ini tidak hanya terfokus pada kekuatan, tetapi yang lebih penting adalah teknik dan strategi dalam bertempur, ujarnya.

Pertarungan adalah olahraga yang berat, dan dua atlet yang bertanding sering kali berakhir dengan darah, luka di wajah akibat pukulan satu sama lain, dan pukulan keras di beberapa bagian tubuh, namun ini hanya terjadi di kompetisi.

Petarung Bali Komang Ariani Ayo (kiri), Dushanbe (Pesakit), Baile Misura, PON XXI Aceh-Sumut 2024 Babak penyisihan 50,1-54kg Putri dari serangan atlet Nusa Tenggara Barat Novi Jayanti (kanan) mencegah 16/9/2024). Sebanyak 197 atlet dari 22 provinsi memperebutkan 21 medali emas, 21 perak, dan 35 perunggu. Di antara gambar // Bodhi Candra Satya / Pras. (Antara Foto / Bodhi Kendra Setia) Usai pertandingan, mereka akan saling mengucapkan selamat kepada Bucks dan terus berpelukan serta merayakan usai pertandingan. Seperti halnya seni bela diri lainnya, tidak ada tim atau pertengkaran di luar tempat tidur selama dua hari kompetisi.

Meski kesulitan mempertahankan gelar juara daerah pada pertandingan tersebut, namun semuanya baik-baik saja dan pertandingan berakhir saat wasit meniup peluit.

Ia memastikan para atlet yang berlaga di divisi pencak silat telah dilatih dari tingkat terendah hingga tertinggi serta memahami filosofi yang dikembangkan oleh master besar petinju AA dalam pencak silat tersebut.

“Semangat pencak silat kita adalah kekeluargaan, kita semua adalah keluarga dan saudara disini,” ujarnya.

Berikutnya: Go Internasional

Go internasional

Setelah diselenggarakan di Indonesia, olahraga ini pasti diminati untuk dipertandingkan di tingkat internasional, seperti SEA Games Asia Tenggara atau Asian Games yang merupakan ajang multi-olahraga tingkat Asia.

Saat ini Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games di Palembang pada tahun 2011 dan seni bela diri ini diakui oleh negara-negara peserta ASEAN Games.

Namun, gerakan tersebut tidak bertahan lama, karena seni bela diri menghilang dari SEA Games Myanmar pada tahun 2013 dan tidak menjadi olahraga yang sangat kompetitif di tingkat Asia Tenggara.

Sampai saat ini pencak silat tersebut belum dipertandingkan di SEA Games apalagi di tingkat Asian Games. Tentunya menjadi perhatian tersendiri bagi pencak silat Indonesia untuk bersaing dengan pencak silat lain di dunia.

Seniman bela diri asal Bali Andre Siora (kiri) bersiap jelang PON 21 Agustus – Sumut, Rabu (21/8/2024). Antara Foto / Fikri Yusuf Tidak diragukan lagi, seniman bela diri ini sudah dikenal luas di dunia internasional, seperti dulu dunia karate dikenalkan ke dunia melalui film-film yang dibuat seperti karate, dakwah dan dakwah. Hal ini diketahui secara luas hingga saat ini.

Diakui Tuwili Master, hal ini sudah pernah dilakukan, bahkan partainya menang di 11 negara pada tahun 2011 dan tahun 2016 partainya juga menang di Malaysia, namun belum memberikan dampak

Ia menilai perang tidak bisa dibawa ke dunia internasional oleh para manajer, pelatih, dan atlet, namun dibutuhkan tangan dingin pemerintah untuk menyebarkan budaya masyarakat ke dunia luar.

Perlu adanya keterlibatan pemerintah baik dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Luar Negeri, dan KONI untuk menjadikan olahraga ini sebagai olahraga kompetitif di SEA Games, Asian Games, atau Olimpiade, ujarnya.

Alasan lainnya: tangan dingin pemerintah

Tangan dingin pemerintah

Safarzal Zee, Plt Presiden Aceh, berharap pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 21 2024 mendatang, pencak silat bisa menjadi salah satu kompetisi pencak silat di Olimpiade.

“Gulat di tingkatan kini sudah berkembang dan dipertandingkan di beberapa pekan olahraga nasional, dan tentunya kita berharap bisa bersaing di tingkat internasional.”

Safarzal mencatat bahwa tingkat pertarungan ini dimulai dengan instruktur petinju AA dan berlanjut hingga saat ini untuk mengembangkan olahraga di mana penyesuaian dilakukan untuk menjamin keselamatan. Dahulu ketika pertama kali ilmu bela diri ini diperkenalkan di Indonesia merupakan ilmu bela diri yang ketat dan tidak ada batasnya.

Atlet tempur asal Aceh Audi Lakasdarandi (kiri) bersama rekannya Ehsan Arya (kanan) menghadiri Pemusatan Latihan Daerah (Pelat) jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, Banda Aceh, Aceh. 6/2024). Komite Olahraga Nasional Provinsi Aceh, Indonesia telah membina 14 atlet putra dan 10 atlet putri untuk mengikuti 21 event PON XXI Aceh – Sumut Tahun 2024. Antara Foto/Hills Sari/wpa. Selain itu, para atlet pencak silat juga mengembangkan intelektualitas dan moral untuk menjaga harkat dan martabat khas Indonesia.

Mereka meminta para pejuang untuk dipukul, namun mereka tidak terima, begitulah budaya kebangsawanan bangsa ini. Selain itu, mereka yang memiliki kemampuan tinggi harus melindungi intelijen ini dan melepaskannya pada waktu yang tepat.

“Ilmu yang ada dapat disimpan dan dikeluarkan pada saat yang tepat. Kami berharap pencak silat terus berkembang dan menjadi pencak silat yang mencapai tingkat dunia.”

Kerja sama dan keseriusan dalam mengumpulkan kekayaan bangsa dan mempersembahkannya kepada dunia internasional sangat diperlukan dan harus dilakukan secara bersama-sama agar pencak silat dapat dikembangkan secara luas dan menjadi salah satu pencak silat yang berdaya saing di tingkat internasional.

Tentu saja pengembangan bidang pencak silat karya anak negeri ini di tingkat dunia memerlukan kerjasama yang kuat dari para petinggi militer, pemerintah, dan masyarakat luas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours