“Roadmap” pelibatan asuransi dalam ekonomi hijau mulai dikembangkan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan pihaknya mulai membahas pengembangan peta jalan mini terkait industri asuransi untuk mengurangi risiko penerapan ekonomi hijau.

Budi Herawan dalam pertemuan di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya akan berdiskusi dengan Badan Jasa Keuangan (OJK) dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tentang peran industri asuransi dalam mewujudkan ekonomi hijau.

“Kami mulai [memikirkan] mengapa arah masa depan adalah menciptakan peta jalan yang unik untuk ekonomi hijau ini.

Ia mengatakan, pembahasan sejauh ini masih dalam tahap diskusi antara pelaku industri asuransi, OJK, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan pemangku kepentingan lainnya.

“Kami juga memberikan informasi kepada Kadan tentang industri asuransi melalui white paper (dokumen white paper pembangunan ekonomi),” kata Budi.

Ia mengatakan, terdapat tantangan dalam pembuatan peta jalan ini, menciptakan ekosistem jasa keuangan nasional seperti perbankan, pasar modal, asuransi, dan reasuransi yang belum dapat sepenuhnya mewujudkan ekonomi hijau.

Ia juga mencatat bahwa perlu waktu untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peta jalan tersebut.

Kami berharap semua pemangku kepentingan dapat menerima hal ini dan beradaptasi untuk menerapkan peta jalan dengan lebih baik.

“Itu butuh proses dan butuh waktu, tapi ke arah itu kita terus bergerak maju. Namun apakah akan dilaksanakan 3 tahun atau 5 tahun (nanti) tergantung kondisi pasar,” kata Budi.

Sebelumnya, pada Konferensi Internasional Indonesia Re yang digelar di Jakarta (24/7), Kadin Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa industri asuransi berperan penting dalam meningkatkan stabilitas dan mempercepat transisi menuju energi terbarukan dengan memberikan pembiayaan yang stabil. pengurangan risiko.

Indonesia ingin menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen pada tahun 2030 melalui Nationally Prepared Contributions (ENDC) dan mencapai nol pada tahun 2060 atau besok, ujarnya.

Namun, terdapat risiko yang terkait dengan upaya transisi menuju perekonomian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk potensi investasi besar dengan ketidakpastian yang signifikan. Risiko-risiko ini sulit diprediksi karena kurangnya data historis.

“Ini memainkan peran penting dalam industri asuransi, termasuk perusahaan asuransi, dalam mengambil risiko tersebut dan menjadikan perusahaan investasi ramah lingkungan lebih aman dan terjamin bagi investor,” kata Arsjad.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours