Pengamat Menilai Skema Subsidi BBM Jadi Uang Tunai Lebih Tepat Sasaran

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menilai wacana pemerintahan Prabowo-Gibran yang mengubah skema subsidi energi dari bahan bakar minyak (BBM) menjadi tunai ada benarnya. Sebab, skema subsidi energi komoditas yang dilakukan selama ini masih salah sasaran.

“Dan kalau tidak salah, salah sasarannya sekitar Rp 90 triliun per tahun. Kalau tahun lalu basisnya Rp 90 triliun ya, kalau sekarang naik mungkin Rp 120 triliun, mungkin kira-kira seperti itu,” ujarnya. . saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (28/9/2024).

Oleh karena itu, Fahmy mengatakan jika skema subsidi energi ini diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT), maka penyalurannya akan lebih tepat sasaran. Selain itu, pelaksanaannya juga memerlukan data penerima yang terbaru.

“Untuk pemutakhiran data dan data orang-orang yang boleh. Nah, nanti akan diubah oleh Pak Prabowo. Menurut saya, itu sangat tepat. Karena lebih cepat tepat sasaran dan adil. Dan itu agak sulit. untuk dilaksanakan karena harus ada data yang dimutakhirkan tadi,” jelasnya.

Fahmi mengatakan, data tersebut bisa diperoleh dari penerima bantuan sosial (bansos) yang disalurkan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk penyaluran BLT.

“Jadi tinggal putuskan siapa yang berhak mendapat BLT, artinya ditambah berapa subsidi yang didapatnya untuk setiap liter tarolah pertalat. Kalau dulu Pertalito harga pasarnya Rp 12 ribu, sekarang menjadi Rp 10 ribu, maka dia mendapat jatah BLT. subsidi 2000 per liter Jadi menurut saya itu jumlah “Bisa dihitung.

“Nah, tidak mungkin lagi salah takaran. Jadi bagi yang tidak terdaftar atau tidak menerima BLT, memang harus membeli harganya, kalau Pertalito itu harga pasar,” pungkas Fahmy.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours