Ketua BPI sebut layanan video berbayar dapat menjadi mitra para sineas

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Kepala Badan Perfilman Indonesia (BPI) Gunawan Pagaro mengatakan layanan video berbayar atau OTT (Over The Top) bisa menjadi mitra sineas Tanah Air dalam memasarkan karyanya, apapun layanan film konvensional.

Saya melihat (teater dan layanan OTT) tidak saling membunuh karena karakteristik penontonnya berbeda, kata Gunawan saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Pegawai Film dan Televisi Indonesia ini mengatakan, kehadiran layanan OTT memiliki pasar konsumen tersendiri. Oleh karena itu, para sineas Indonesia bisa leluasa menayangkan karyanya di bioskop konvensional dan layanan OTT.

Layanan OTT menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat masa kini karena lebih mudah diakses kapan saja dan dimana saja. Selain itu, infrastruktur bioskop di Indonesia masih terbatas dan belum bisa memenuhi permintaan konsumen Indonesia secara keseluruhan.

“Kalau dilihat dari karakteristik sosialnya yang berbeda-beda, ada masyarakat yang memang punya waktu untuk menonton film, ada juga masyarakat yang mempunyai waktu terbatas dan hanya bisa mengakses (film atau konten lainnya) di layanan digital,” kata Gunawan.

Selain itu, studi yang dilakukan Media Partners Asia (MPA) menjelaskan bahwa platform video berbayar seperti Netflix, Viu, WeTV, iQYI, dan Video mengambil 10% pangsa menit streaming video di Asia Tenggara pada Q1 2021.

Dalam hal pangsa premium video berbayar di Asia Tenggara, Netflix memegang posisi tertinggi dengan pangsa pasar konsumsi streaming video berbayar sebesar 40%.

Pangsa besar Netflix di pasar konsumen video streaming memberikan peluang bagi pelaku industri film dalam negeri untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Oleh karena itu, layanan OTT dan bioskop reguler diharapkan dapat mendorong film Indonesia menjadi lebih baik ke depannya. Tak hanya itu, seluruh elemen pemerintah, masyarakat, hingga sineas Indonesia bisa bersinergi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas film lokal.

“Mudah-mudahan jadi kenyataan,” harap Gunawan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours