REI Siap Dukung Program Prabowo-Gibran terkait Perumahan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) mengumumkan kesiapannya mendukung dan merealisasikan program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Capaian program tersebut diyakini mampu mengatasi backlog perumahan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto, saat menjadi narasumber pada diskusi peluang dan tantangan program perumahan subsidi yang dilakukan Himpunan Pengusaha BPP KAHMI (Hipka) melalui Zoom Online. , Jumat 2 Agustus 2024.

“Sebagai asosiasi pengembang tertua, terbesar, terpercaya dan pembangun perumahan terbesar, REI merupakan kekuatan besar yang paling siap untuk mencapai tujuan membangun 3 juta rumah,” kata Joko Suranto dalam keterangannya, Minggu (4/8/). 2024)

Berdasarkan data tahun 2023, REI memberikan kontribusi sebesar 44,6 persen terhadap realisasi perumahan bersubsidi dan 55,4 persen terhadap perumahan komersial (non-subsidi). Sedangkan per 23 Juli 2024, realisasi rumah subsidi mendominasi 46 persen untuk anggota REI dan 54 persen untuk rumah komersial.

Untuk mensukseskan program 3 juta rumah, REI juga telah menyiapkan beberapa strategi. Pertama, mendorong pemerintah untuk terlebih dahulu mempersiapkan pasar captive dengan membuat profil data mengenai kriteria siapa dan di mana masyarakat membutuhkan perumahan.

Dengan adanya profiling by name by address yang jelas, maka ketika program 3 juta rumah dijalankan maka supply dan demand akan sejalan.

“Profiling data backlog ini harus dilakukan agar rumah yang dibangun dapat terkirim dengan baik, aman dan tepat sasaran,” kata CEO Buana Cassity Group.

Kedua, REI melakukan riset bersama LM UI untuk menghitung lebih akurat seberapa besar dampak industri real estate terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Selain itu, REI juga telah menyusun peta jalan untuk mengatasi backlog perumahan melalui pendekatan properti.

Pedoman ini kami komunikasikan langsung kepada Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto. Beliau sangat memahami dan memahami permasalahan yang terjadi di sektor perumahan dan pentingnya perumahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Joko Suranto. .

Ketiga, REI sedang melakukan mitigasi terhadap beberapa peraturan yang perlu disinkronkan dan diharmonisasi. Khusus perizinan, sinkronisasi mendesak dilakukan karena menyimpang dari semangat UU Cipta Kerja yang menekankan perizinan sederhana dan cepat berbasis OSS (Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik).

“Tetapi kenyataannya di lapangan, peraturan perizinan yang ada saat ini kembali seperti dulu, dengan adanya sentralisasi pemerintah daerah,” ujarnya.

Keempat, REI memperdalam kajian terkait dana bantuan untuk percepatan pencapaian 3 juta rumah tangga, khususnya untuk bantuan kepada kelompok masyarakat sedikit di atas MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang berpenghasilan Rp8 juta-Rp15 juta per bulan. Sumber pendanaan dapat dihimpun dari dana pensiun, badan jaminan sosial, dana asuransi dan sebagainya.

Kelima, yang terpenting, REI mendorong penuh terbentuknya Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan yang diberi wewenang untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan perumahan nasional, kata Joko Suranto. Sebab, tanpa kementerian yang terpusat, tugas besar membangun 3 juta rumah ini tidak mungkin berhasil, tegasnya.

Joko Suranto menyimpulkan, “Tugas besar ini memerlukan akuntabilitas. Oleh karena itu, mustahil mewujudkan 3 juta rumah tanpa adanya kementerian khusus, karena program ini memerlukan koordinasi dan kewenangan regulasi yang kuat agar berhasil.”

Saat ini, kebijakan perizinan perumahan diatur oleh 6 kementerian, sehingga dalam praktiknya proses dan koordinasi menjadi sulit.

Sementara itu, Direktur Nasabah BTN Hirwandi Ghafar mengatakan, pencapaian program 3 juta rumah memerlukan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, karena sektor perumahan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perekonomian bangsa serta membangun peradaban dan kecerdasan.

“Perumahan memberikan multiplier effect terhadap 185 subsektor industri yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pembangunan setiap 1 unit rumah membutuhkan 5 tenaga kerja. Sektor ini meningkatkan penerimaan negara dari penerimaan pajak.” Dia berkata.

Selain berkontribusi pada sektor perekonomian, sektor perumahan juga berpengaruh terhadap kehidupan, kesejahteraan sosial, dan kecerdasan bangsa, kata Hirwandi. “Oleh karena itu, diperlukan program keuangan yang terjangkau dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours