Psikolog: Ubah perilaku anak bukan dengan hukuman fisik

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr Rose Mini Agoes Salim M.Psi mengatakan, hukuman fisik tidak pantas diterapkan pada semua anak yang berusaha mengubah perilakunya.

“Karena yang terjadi sekarang ini banyak orang tua yang menggunakan hukuman fisik pada anaknya, masih tidak berbeda-beda, artinya hukuman ini tidak mengganggu anak dan mengubah perilakunya, mungkin sebaiknya digunakan pendekatan yang berbeda,” kata psikolog dalam mengenakan biaya. . Romi menelepon ANTARA, Jumat.

Ia mengatakan, ada banyak alasan mengapa anak melakukan pelanggaran. Seringkali karena mereka tidak tahu atau tidak memahami undang-undang yang berlaku, mereka ingin mencari perhatian dari orang-orang di sekitar mereka, atau mereka terpaksa melakukan pelanggaran karena keadaan tertentu. Baca juga: Bermain gawai dalam waktu lama bisa menimbulkan kemarahan pada anak. Hukuman fisik seperti memukul tidak bisa dijadikan alat untuk mengubah perilaku anak. Dalam prosesnya, anak harus memahami konsekuensi dari melakukan pelanggaran tersebut dan memahami manfaat jika tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan.

Romi juga mengatakan, perubahan perilaku anak hendaknya dilihat dari segi kejiwaan, kejiwaan, kejiwaan yang disebut dengan shaping atau membentuk perilaku.

“Bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti memberikan informasi terlebih dahulu, secara psikologis, penuh perhatian, dan kemudian secara psikologis agar dia tahu dalam berperilaku bahwa itu baik untuknya, mungkin dia tidak akan berbuat buruk,” ujarnya. . Baca Juga: Ini yang Anissa Aziza Ajarkan kepada Anak Kecilnya Romi menjelaskan, orang tua bisa memberikan kejelasan dengan berkomunikasi dan melihat dampak emosional jika tidak melanggar. Dari proses mental inilah anak menghentikan perilaku buruknya. Konsekuensi juga harus diketahui agar anak mengerti mengapa ia tidak boleh melakukan hal yang melanggar aturan. Menurutnya, hukuman tidak harus selalu diberikan jika anak berperilaku buruk. Namun, sebaiknya Anda tidak memanjakan diri dengan hadiah untuk menunjukkan bahwa anak Anda mendengarkan keinginan orang tua karena ketika pikirannya buruk, ia akan selalu mengharapkan imbalan. Baca juga: Kebiasaan Makan Orang Tua Mempengaruhi Anak Melakukan Hal yang Sama “Hukuman Jika Bisa Dilakukan Sebagai Upaya Terakhir, Jika Masih Bisa Bicara Dengan Dia, Anda Tetap Bisa Memberikan Informasi Kepada Anak Mengapa Dia Melakukan Kejahatan, Nasehat Dan A suaranya tidak terlalu keras agar anak tidak takut pada orang tua,” ujarnya.

Anak yang mendapat hukuman, menurut Romi, menjadi marah atau melakukan kekerasan di luar rumah karena melihat perlakuan orang tuanya. Anak juga bisa merasa tertekan, tidak aman, dan rendah diri karena merasa malu. Jadi menghukum anak mempunyai banyak konsekuensi psikologis dan sebaiknya tidak memukul, gunakan hukuman fisik atau hukuman verbal. Baca juga: Cegah Bullying Orang tua diminta memantau dan fokus terhadap perilaku anak

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours