UNICEF: 6 juta anak terdampak topan super Yagi di Asia Tenggara

Estimated read time 2 min read

Islamabad (ANTARA) – Hampir enam juta anak terkena dampak kehancuran akibat Topan Yagi di Asia Tenggara, kata Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Rabu (18 September) ini.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan di Bangkok, UNICEF mengatakan banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh Topan Yagi melanda Vietnam, Myanmar, Laos, dan Thailand, berdampak pada hampir enam juta anak-anak dan mengancam akses mereka terhadap air bersih, pendidikan, layanan, kesehatan, makanan, dan tempat tinggal.

“Anak-anak dan keluarga yang paling rentan menghadapi dampak paling buruk akibat kehancuran Topan Yagi,” kata June Kunugi, Direktur Regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik.

Topan Yagi, badai terkuat yang melanda Asia tahun ini, membawa hujan lebat melebihi hujan musiman yang normal, menyebabkan sungai meluap dan memicu tanah longsor yang mematikan di wilayah tersebut.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 850 sekolah dan lebih dari 550 pusat kesehatan rusak akibat topan melanda.

Di Vietnam saja, tiga juta anak terkena dampak topan dahsyat tersebut, jumlah korban tewas meningkat menjadi 350, dan kerugian ekonomi mencapai US$1,6 miliar (sekitar Rp24,5 miliar), menurut pernyataan resmi.

Di Myanmar, lebih dari 170 orang tewas dan lebih dari 320.000 orang mengungsi akibat topan dahsyat tersebut, dan jalan, telekomunikasi, dan infrastruktur listrik rusak parah di seluruh Myanmar tengah, kata UNICEF.

Namun, menurut penyiar lokal DVB TV, sekitar 300 orang telah tewas di Myanmar “akibat banjir dan tanah longsor sejak sisa-sisa Topan Yagi mencapai negara itu pada tanggal 9 September.”

Myanmar dilanda konflik yang sedang berlangsung sejak Februari 2021, dengan kelompok oposisi bersenjata menyerang pasukan junta yang menguasai negara Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, khususnya di Myanmar utara, termasuk negara bagian Shan dan Rakhine.

Di Thailand utara, hujan lebat dan banjir berdampak pada hampir 64.000 anak, sementara di Laos, sekitar 60.000 anak terkena dampak kerusakan infrastruktur akibat topan, sehingga mengancam mata pencaharian masyarakat yang sudah berjuang melawan dampak negatif perubahan iklim, kata badan PBB tersebut. .

Sejauh ini, 21 orang tewas di Filipina dan 26 orang masih hilang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours