Kantongi Tiket Pilkada Jakarta, Keputusan Ridwan Kamil Masuk Golkar Dinilai Tepat

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Dinamika yang mengarah pada pendaftaran calon kepala daerah pada Pilkada 2024 semakin terasa. Dan yang terpenting, Pilkada Jakarta terus menjadi barometer pemilu nasional.

Ridwan Kamil (RK) hampir pasti akan bertarung di Pilkada Jakarta dengan dukungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan beberapa partai lainnya (KIM Plus). Di sisi lain, Anjes Basvedan nampaknya masih kesulitan mendapatkan dukungan dari partai politik (parpol).

Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Riset KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahio menilai, pemikiran partai politik untuk memberikan dukungan pada pilkada berbeda dengan saat pemilihan presiden-wakil presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg). Dalam pilkada, partai politik lebih bersedia mengusung kadernya.

Khususnya bagi PKS yang memenangkan pemilu parlemen di Jakarta. Wajar jika mereka ingin kadernya bersaing menjadi calon gubernur atau wakil gubernur.

“PKS menawarkan Pak Anies untuk ikut mengenakan jaket oranye atau jaket putih khas PKS. Sehingga nantinya wakilnya dari partai lain. Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Mas Fahri Hamzah, meski tidak mutlak, tidak bergabungnya partai politik menjadi salah satu faktor yang membuat Aniesa sulit mendapat tiket ikut pemilu daerah di Jakarta, kata Ibnu. . pada Minggu (18/8/2024).

Meski berstatus pemenang Pilkada Jakarta, PKS tetap membutuhkan koalisi agar kadernya bisa bersaing di Pilkada Jakarta. Oleh karena itu, Ibnu menilai sangat wajar dan wajar jika PKS akhirnya menolak mendukung Anyes. Mengingat waktu bergabung semakin dekat, sejauh ini belum ada partai lain yang siap berkoalisi dengan PKS untuk mengusung pasangan Aniyes-Sohibul Iman (Amman).

Ibnu mengatakan, sangat disayangkan jika PKS tidak menerima usulan KIM. Sebagai koalisi pemenang pemilu presiden, KIM pun menugaskan RK menjadi calon gubernur di Jakarta.

Tak hanya itu, KIM terbukti solid. Tak hanya di level partai, Prabovo Subianto selaku presiden terpilih KIM membuktikan siap menerima siapapun. Termasuk partai politik yang tidak mendukungnya dalam pemilihan presiden.

Tawaran yang diajukan kubu Pak Prabova lebih realistis. Malah kader PKS langsung ditawari jadi RK kawagubi (calon wakil gubernur), siapa yang tidak mau? Sayang sekali, karena tidak ada tawaran lain. Logikanya, itu harus dimaklumi karena (PKS) dan Anies belum tentu maju, tidak ada partai yang mau berkoalisi. Ini tawaran yang wajar bagi PKS ada tawaran lain,” jelas Ibnu.

Berbeda dengan Anies yang belum memutuskan bergabung dengan partai politik. Dalam konteks itu, Ibnu menilai pilihan Ridwan Kamil bergabung dengan partai tersebut dengan bergabung ke Partai Golkar sudah tepat.

Apalagi, Partai Golkar kini menjadi salah satu partai terkuat setelah menempati posisi kedua dalam pemilu parlemen. Kursi mereka di DPR pun meningkat signifikan. Termasuk kursi DPRD di beberapa daerah. Oleh karena itu, tak heran jika RK semakin mudah mendapatkan tiket terlebih dahulu di Pilkada Jakarta.

Jadi pilihan RK bergabung dengan Golkar kemarin adalah pilihan yang tepat. Entah dia akan berakhir di Jakarta atau tiba-tiba kembali ke Jawa Barat, tapi namanya pasti melambung. Sebut saja di Jakarta atau Jawa Barat. “Karena dia kader partai, artinya Partai Golkar punya perolehan suara yang besar dengan 102 kursi, maka RK akan mencalonkan diri atas nama partai tersebut,” jelas Ibnu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours