Kisah Letnan Achijat, Legenda Pertempuran Heroik Surabaya yang Menewaskan Jenderal Mallaby

Estimated read time 2 min read

Telah lama terungkap tokoh-tokoh misterius tentang kematian pemimpin militer Inggris Jenderal Malaby pada Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Legenda pertempuran heroik antara pejuang kemerdekaan Surabaya dengan pasukan sekutu yang dipimpin Jenderal Mallaby masih terus dikenang. Namun kini muncul pertanyaan tentang penembak jitu yang membunuh Jenderal Mallaby.

Pada akhirnya, cucu Letnan Achijat, Alki Kiramim Bararah, membeberkan rahasianya. Dia mengatakan Letnan Achijat adalah salah satu tersangka penembak jitu yang membunuh Jenderal Mallaby, seorang perwira tinggi tentara Sekutu.

Saat itu, Tenyente Achdiat juga dikenal dengan nama pasukan Simokerto Alap-alap. Di kota pahlawan terdapat legenda pahlawan populer.

Foto di Alki Kiramim Bararah; label, seragam militer; Termasuk barang bukti peninggalan helm dan bayonet.

Dipajang pula sebuah buku catatan kecil penting bersampul kulit kambing yang berisi agenda sehari-hari Letnan Achiyat dan juga telah diterbitkan buku tentang sejarah Letnan Achiyat.

Cerita yang disampaikan juga dibenarkan oleh Nurmansyah Achiyat putra Letnan Achijat dan Ahmad Akbar Achiyat serta Bambang Sulistomo putra Bung Tomo.

Sejarah pembunuhan Brigjen Malabe saat itu ditutup rapat karena ada alasan mengapa hal itu tidak bisa diungkap.

Kakeknya, Alki Kiramim Bararah, menyebut pembunuhan Brigjen Mallaby merupakan kejahatan perang.

“Saat itu sedang terjadi gencatan senjata, jadi tidak boleh menyerang musuh. Itu hukum internasional yang mengatur perang, jadi petugas saat itu sepakat untuk menutup kasus tersebut,” ujarnya dalam cerita berjudul Sekilas di Balai Kota. . Kutipan dari iNews Surabaya: Midtown Hotel Surabaya

Sementara itu, Alasan kedua adalah kesalahan Letnan Achijat. Pasalnya, pembunuhan Brigjen Mallaby pada 10 November 1945 menjadi penyebab utama perang dan memakan ribuan korban jiwa.

Sedangkan alasan ketiga, tujuan aib Letjen Achijat yang pertama adalah untuk membawa mobil Jepang bersama rekannya Usman Aji. Saat itu Letnan Achijat dan Usman Aji suka menyerang konvoi Jepang dan menyita kendaraan tersebut. Sebelum perang 10 November, dia terkenal dengan pemukulan di Blount,” ujarnya.

Letnan Achijat dari Surabaya; Pesilat kelahiran Simokerto. Letjen Achijat berjasa besar dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia khususnya di Surabaya.

Diketahui, perang 10 November yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur menjadi dasar ditetapkannya Hari Pahlawan. Perang pertama setelah kemerdekaan Indonesia terjadi pada tanggal 27 Oktober hingga 20 November 1945, dan menyebabkan sekitar 20.000 warga Indonesia tewas.

Dalam perjuangan tersebut, Bung Tomo merupakan tokoh penting yang menginspirasi para pejuang kemerdekaan yang berjuang melawan penjajah.

Dalam pidatonya, ia menggunakan bahasa yang penuh semangat dan kuat untuk mendesak warga sipil dan tentara agar bekerja untuk negara.

“Lebih baik hancur daripada tidak merdeka. Motto kami merdeka atau mati,” kata Bung Tomo menyulut semangat masyarakat Surabaya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours