BSI dorong Jawa Timur jadi pusat ekonomi syariah nasional

Estimated read time 3 min read

Surabaya (ANTARAJ) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia yang mendorong Jawa Timur menuju status ekonomi syariah nasional.

Direktur Jenderal BSI Heri Gonardi di Surabaya, Kamis, mengatakan BSI memandang Jawa Timur sebagai wilayah yang bisa menjadi pusat perekonomian nasional.

Melalui berbagai inisiatif, termasuk program edukasi dan induksi keuangan, BSI terus meningkatkan pemahaman akan pentingnya perbankan syariah.

Heery mengatakan bank syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada tingkat yang beragam, di atas rata-rata industri.

“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mempercayai bank yang sah sebagai bagian dari solusi keuangan mereka,” kata Heary.

Dia menekankan bahwa perusahaan melihat potensi besar dalam mengintegrasikan lingkungan Islam ke dalam sektor ini sebagai bagian dari strateginya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan Syariah.

Hal ini berdasarkan data pemerintah. Jawa Timur berpenduduk mayoritas beragama Islam dan memiliki lebih dari 6.000 pesantren dan 51.000 masjid. Kegubernuran ini dianggap sebagai salah satu kawasan strategis untuk mengembangkan perekonomian yang sah.

Kekuatan Jawa Timur dalam mengembangkan ekonomi syariah juga terlihat dari data penyaluran pembiayaan syariah.

Pada pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) Jawa Timur 2024, Adi Karyono, Pj Gubernur Jatim, menyampaikan pangsa pembiayaan syariah di Jatim semakin meningkat, dari 6 persen pada 2019 menjadi 7,7 persen pada triwulan II. 2024. .

Di saat yang sama, sebaran layanan perbankan syariah di Jawa Timur juga mengalami peningkatan yakni meningkat sebesar 12,4 persen secara tahunan pada Juli 2024.

Sektor pembiayaan perbankan syariah meningkat dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan kredit sebesar 4,7 persen.

Selain itu, menurut Heri, data tersebut menunjukkan Jawa Timur mempunyai potensi besar sebagai pusat perekonomian dan pembangunan nasional.

“Dengan dukungan masyarakat dan berbagai fraksi, BSI berharap ekonomi syariah di Jawa Timur dapat berkembang pesat,” kata Heri.

Saat ini kinerja BSI di wilayah Jawa Timur mencakup lebih dari 2,5 juta nasabah dengan total simpanan Rp23,35 triliun dengan penyaluran pendanaan 16,8 triliun, meningkat 15,01 persen year-on-year.

Selain itu, dalam rangka penguatan lingkungan Islam, saat ini BSI telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 700 sekolah pendidikan Islam di Jawa Timur, untuk mempercepat akselerasi ekonomi syariah.

Salah satu inisiatif yang paling penting adalah pengembangan digital pesantren, khususnya di bidang pembiayaan, guna meningkatkan efisiensi dan kemandirian ekonomi pesantren.

BSI berkomitmen mendukung sekolah Islam dalam menggunakan teknologi modern yang memudahkan pengelolaan keuangan. Program ini mencakup penerapan sistem pembayaran dan pelaporan keuangan yang efektif serta pemberian nasihat dan pelatihan kepada kepala sekolah Islam.

“Digitalisasi adalah tanggung jawab presiden dalam segala urusan keuangan. Melalui program dari BSI ini, kami berharap semua transaksi keuangan di ‘Sekolah Islam’ semakin mudah dan terkelola dengan baik,” kata Heri.

Tak hanya itu, BSI juga fokus mengembangkan lingkungan Islami di masjid. Pengelolaan keuangan masjid melalui Internet diharapkan mampu mempercepat berbagai kegiatan keuangan seperti infak (Zakat, belanja, zakat, dan wakaf) di samping mengembangkan perekonomian sektor riil dalam dunia masjid.

Masjid sebagai pusat komunitas diyakini mempunyai peran strategis dalam menyebarkan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Berkat solusi digital BSI, pengelola masjid dapat menggunakan sistem seperti sistem pengelolaan kas, virtual account, dan QRIS untuk memudahkan pengelolaan keuangan dan transaksi.

“Program-program ini mendukung pengelola masjid dalam menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien,” kata Heri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours