Revolusi di Udara: Maskapai Beralih ke Wi-Fi Gratis dan Starlink, Akankah Mengubah Industri Penerbangan?

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Bayangkan memiliki koneksi internet super cepat dan gratis saat terbang di ketinggian 30.000 kaki.

Impian tersebut kini menjadi kenyataan karena semakin banyak maskapai penerbangan yang beralih ke layanan Wi-Fi gratis berdasarkan Starlink, jaringan satelit SpaceX. Tren ini tidak hanya mengubah pengalaman penumpang, namun juga berpotensi mengubah lanskap industri penerbangan global.

Air France baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan jaringan Starlink untuk layanan Wi-Fi dalam penerbangannya, menawarkannya secara gratis kepada anggota program frequent flyernya.

Keputusan tersebut menempatkan Starlink di depan beberapa penyedia layanan GEO (geosstasioner) lainnya, seperti Anuvu, Intelsat, Panasonic Avionics, dan Orange Business, dengan armada lebih dari 200 pesawat Air France.

Sebelumnya, United Airlines juga mengumumkan akan beralih ke Starlink untuk layanan konektivitas penerbangan di seluruh armadanya yang berjumlah 2.500 pesawat.

Keunggulan Starlink di Pesawat Starlink memiliki keunggulan signifikan dibandingkan penyedia layanan GEO tradisional. Dengan jaringan lebih dari 6.000 satelit yang terhubung dengan laser, Starlink mampu menyediakan koneksi Internet dengan kecepatan 200-350 Mbps ke pesawat, jauh lebih cepat daripada kecepatan 20 Mbps yang ditawarkan oleh penyedia GEO.

Era Wi-Fi gratis di pesawat

JetBlue adalah maskapai penerbangan pertama yang mengumumkan Wi-Fi gratis pada tahun 2017, dan kini semakin banyak maskapai penerbangan yang mengikuti langkah tersebut, termasuk Delta, United Airlines, Air France, Hawaiian Airlines, dan Qatar Airways.

Mengapa Wi-Fi gratis? Dalam konteks penerbangan, maskapai penerbangan yang tidak menyediakan Wi-Fi gratis berisiko kehilangan pelanggan karena konsumen kini mengharapkan layanan tersebut.

Keuntungan bagi Maskapai Penerbangan Wi-Fi gratis juga bermanfaat bagi maskapai penerbangan. Dengan menyediakan koneksi internet yang cepat dan gratis, maskapai penerbangan dapat meningkatkan kepuasan penumpang dan mengurangi keluhan selama penerbangan.

Hawaiian Airlines: Studi Kasus Hawaiian Airlines adalah contoh yang bagus. Maskapai ini baru-baru ini mulai menawarkan layanan Starlink pada armada 42 pesawat Airbusnya. Perusahaan melaporkan bahwa pelanggan sering kali mendapatkan kecepatan unduh di atas 200 Mbps tanpa masalah kapasitas.

“Kami mendapat komentar ‘penerbangan berlalu begitu cepat’ atau ‘anak-anak saya terhibur dan dapat memainkan permainan yang mereka mainkan di rumah,’” kata Evan Nomura, direktur IFEC untuk Hawaiian Airlines, kepada Payload.

Tidak ada yang benar-benar gratis Meski Wi-Fi gratis bermanfaat bagi penumpang, maskapai tetap harus menanggung biaya layanan Starlink yang mencapai sekitar 25.000 USD (Rp 393 juta) per bulan. Biaya tersebut kemungkinan akan ditambahkan ke harga tiket, meski kenaikannya diperkirakan minimal.

Starlink mendominasi pasar Starlink memiliki peluang besar untuk mendominasi pasar konektivitas dalam penerbangan. Dengan keunggulan teknologi dan harga yang kompetitif, Starlink telah menarik minat banyak maskapai penerbangan, termasuk Hawaiian Airlines, yang memiliki kebutuhan unik untuk menjangkau wilayah Pasifik yang sulit dijangkau dengan satelit GEO.

Tantangan bagi penyedia GEO Penyedia layanan GEO kini terlindungi. Mereka harus berusaha mempertahankan pelanggannya dan mencegah migrasi ke Starlink. Gogo, salah satu penyedia utama IFC, baru-baru ini mengakuisisi pesaingnya Satcom Direct senilai lebih dari USD 600 juta (Rp 9,4 triliun) untuk melawan ancaman Starlink.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours