Makan Batu di Luar Angkasa? Astronot Masa Depan Siap Santap Milkshake Asteroid

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Para astronot masa depan bisa menikmati makanan bergizi lengkap dari bakteri yang tumbuh di asteroid lunak, menghasilkan sejenis milkshake atau yogurt.

Meskipun para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional telah bereksperimen dengan menanam bayam, sebagian besar makanan yang dimakan di luar angkasa diangkut dari Bumi.

Hal ini tidak mungkin dilakukan untuk misi luar angkasa yang semakin lama. Karena alasan ini, Joshua Pearce dari Western University di Ontario, Kanada, dan rekan-rekannya memutuskan untuk menyelidiki penggunaan bakteri untuk mengubah senyawa karbon dari asteroid menjadi makanan yang dapat dimakan.

Mereka belum melakukan proses ini dengan asteroid sungguhan. Namun Pearce dan timnya telah melakukan eksperimen serupa dengan bakteri untuk menguraikan plastik dari sisa ransum militer.

Untuk melakukan hal ini, mereka memanaskan plastik tanpa oksigen, sebuah proses yang disebut pirolisis, dan kemudian memasukkannya ke dalam campuran bakteri pemakan karbon.

“Ketika kita melihat produk pemecahan pirolisis yang kita tahu bisa dimakan oleh bakteri dan apa yang ada di asteroid, ini sebenarnya cukup cocok,” kata Pierce. “Jadi menurutku itu benar-benar berhasil.”

Bakteri kolektif tersebut akhirnya mengambil bentuk “seperti milkshake karamel,” kata Pierce, dan tim juga bereksperimen dengan mengeringkan bahan tersebut untuk menghasilkan sesuatu seperti yogurt atau bubuk.

Meskipun kedengarannya tidak menyenangkan, Pearce mengatakan bakteri ini sangat sesuai dengan kebutuhan manusia.

“Kami melakukan analisis nutrisi dan ternyata pola makannya hampir sempurna,” ujarnya. “Konsorsium bakteri yang kami gunakan ternyata memiliki kurang lebih sepertiga protein, karbohidrat, dan lemak.”

Jika penelitiannya benar, asteroid selebar 500 meter mirip Bennu yang dikunjungi NASA pada tahun 2020 dapat memberi makan 600 hingga 17.000 astronot selama setahun, kata Pearce. Jumlah pastinya bergantung pada seberapa efisien bakteri tersebut mencerna senyawa karbon asteroid.

Sayangnya, katanya, program makanan asteroid yang beroperasi penuh akan membutuhkan “mesin super besar” di luar angkasa.

Namun para peneliti berharap untuk mulai menguji ide tersebut dalam skala yang lebih kecil.

“Penelitian ini sangat mahal dan kami harus menghancurkan [meteorit], jadi ketika kami membuat proposal ini, orang-orang yang mengumpulkan batu tidak senang,” kata Pearce.

Keberhasilan proses ini bergantung pada seberapa banyak senyawa karbon di asteroid yang cocok untuk makanan bakteri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours