Moskow Sebut 50 Negara Bersatu Mengeroyok Rusia

Estimated read time 2 min read

Rusia mengatakan pihaknya diserang oleh 50 negara yang bersatu di bawah bendera Nazi di Ukraina.

Klaim tersebut dilontarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang menuding Barat selalu ingin memecah belah negaranya.

Lavrov mengatakan hal ini pada pertemuan dengan siswa dan guru di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow pada hari Senin, hari pertama tahun ajaran baru di Rusia.

Menurutnya, Barat selalu khawatir Rusia terlalu kuat dan terlalu mandiri. “Jika Anda ingin melakukan sesuatu terhadap hal ini, akan lebih baik untuk membubarkannya,” kata Lavrov.

“Hari ini, ketika 50 negara bersatu melawan Rusia di bawah panji Nazisme, sebuah kisah yang sangat menarik terulang kembali, mengingatkan pada esensi rezim Zelensky [pemimpin Ukraina Volodymyr],” katanya, mengacu pada Amerika Serikat dan dukungan militernya. Sekutu Kiev di tengah konflik dengan Rusia.

Seorang diplomat senior Kremlin mengatakan ada beberapa kejadian ketika tentara Ukraina mengenakan simbol Nazi atau pasukan Adolf Hitler berbaris selama Perang Dunia II. Ia menyatakan bahwa dirinya difoto membawa spanduk yang mirip dengan yang ia gunakan saat Perang Dunia II.

“De-Naziisasi” Ukraina diidentifikasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai salah satu tujuan utama operasi militer Moskow melawan Kiev pada akhir Februari 2022.

Lavrov menekankan bahwa Moskow tidak mengikuti aturan Barat dan berkata, “Mereka tidak akan berinvestasi dalam berbagai rencana yang dibuat tanpa partisipasi kami dan tanpa mempertimbangkan kepentingan Rusia.”

Namun dia mengatakan Putin telah menjelaskan bahwa Moskow terbuka terhadap hubungan dengan Barat. Tentu saja dengan pemahaman bahwa mereka akan meninggalkan kebijakan permusuhan terbuka terhadap negara kita, jelas Russia Today pada Selasa (3/9/2024).

“Jika Amerika Serikat dan sekutunya tidak mengubah cara mereka, kami akan menanggapi dengan keras langkah-langkah yang tidak bersahabat,” tambah Lavrov.

Pada hari Senin, Putin mengatakan perselisihan antara Moskow dan Kiev dipicu oleh strategi destruktif Barat terhadap Ukraina.

“Selama berpuluh-puluh tahun, Amerika dan sekutunya berusaha untuk menguasai penuh Ukraina. Mereka membiayai organisasi-organisasi nasionalis dan anti-Rusia di sana; mereka berusaha meyakinkan Ukraina bahwa Rusia adalah musuh abadinya dan ancaman utama bagi keberadaannya,” demikian bunyi pernyataan tersebut. kata pemimpin Kremlin.

Menurut Putin, Washington dan “pengikutnya” mendalangi kudeta Maidan tahun 2014 di Kiev, yang dipimpin oleh kelompok radikal neo-Nazi yang terus mempengaruhi politik Ukraina hingga hari ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours