Kisah Syekh Jumadil Kubro Sebarkan Agama Islam di Kerajaan Majapahit

Estimated read time 3 min read

SYEKH Jumadil Kubro alias Husain Jamaluddin Akbar adalah seorang penyebar agama Islam di nusantara. Salah satunya menyebarkan Islam di kerajaan Majapahit.

Syekh Jumadil Kubro lahir di negara Malabar yang merupakan bagian dari Kesultanan Delhi, India pada tahun 1310 Masehi. Ayahnya adalah Amir Ahmad Syah Jalaluddin yang saat itu menjabat sebagai Amir Gubernur negara Malabar.

Dalam sejumlah kronik dan cerita rakyat disebutkan bahwa Syekh Jumadil Kubro adalah ayah dari Wali Songo. Sebab, Wali Songo yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) konon merupakan cucu dari Syekh Jumadil Kubro.

Sedangkan Sunan Bonang dan Sunan Drajad merupakan cicit dari Syekh Jumadil Kubro. Sedangkan Sunan Kudus merupakan cicitnya (keturunan keempat) dari Syekh Jumadil Kubro.

Bahkan makam atau peninggalan Syekh Jumadil Kubro diyakini terletak di beberapa tempat.

Ada pula yang berpendapat makam Syekh Jumadil Kubro berada di tempat yang sama dengan situs Trowulan Majapahit. Jadi itu menunjukkan kalau dia dekat dengan para petinggi kerajaan Hindu yang lebih besar.

Padahal, tempat ini dulunya merupakan makam khusus untuk pemakaman kerabat raja, atau orang-orang di istana Majapahit.

Syekh Jumadil Kubro diyakini menyebarkan agama Islam ke Majapahit pada era runtuhnya kerajaan tersebut.

Sasaran pertama kegiatan dakwahnya adalah di Kerajaan Majapahit, tepatnya di daerah Trowulan, Mojokerto. Selama berdakwah di nusantara, Syekh Jumadil Kubro kerap menghadapi tantangan dan kesulitan.

Dalam beberapa literatur, Syekh Jumadil Kubro yang merupakan salah satu ulama besar pada masanya kemudian berhadapan dengan Sultan Muhammad I selaku penguasa Kekhalifahan Ottoman saat itu.

Usai berkonsultasi dengan Syekh Jumadil Kubro, Sultan Muhammad I mengundang berbagai tokoh ulama dari Timur Tengah dan Afrika yang memiliki karomah untuk membantu perjuangan penyebaran Islam di nusantara.

Sembilan ulama Wali Songo :

1. Maulana Malik Ibrahim, Ahli Ilmu Administrasi Negara dan Kedokteran. Berdakwah di Jawa Timur.

2. Maulana Ishak dari Samarkhan, adalah anak dari Sayyid Jumadil Kubro, seorang ahli kedokteran. Berdakwah di Jawa Timur.

3. Maulana Jumadil Kubro, ahli militer. Pendakwah di Kerajaan Majapahit.

4. Maulana Ahmad al Maghroby (Sunan Geseng) dikenal sebagai sosok yang kuat dan sakti yang berdakwah di Jawa Tengah.

5. Maulana Malik Israel adalah ahli dalam mengatur negara. Dakwah di Jawa Tengah. 6. Maulana Muhammad Ali Akbar adalah seorang ahli di bidang kedokteran dan pertanian. Dakwah di Jawa Tengah.

7. Maulana Hasanuddin, berdakwah di Jawa Barat.

8. Maulana Alayuddin berdakwah di Jawa Barat dan Banten.

9. Syekh Subakir dari Persia (Iran) ahli di bidang supranatural (mengorbankan tanah angker, mengusir jin setan), karyanya ada di Pulau Jawa. Dia kembali ke negaranya Persia pada tahun 1462 setelah menyelesaikan tugasnya.

Kelompok Wali Songo pada periode awal ini mengangkat Syekh Maulana Malik Ibrahim sebagai mufti (pemimpin).

Kemudian Syekh Jumadil Kubro tiba di nusantara bersama rombongan Wali Songo yang membuat kesaktian yang selama ini menguasai pulau Jawa sebagai pusat nusantara semakin geram saat itu.

Melihat keadaan yang semakin mencekam di Pulau Jawa, Syekh Maulana Malik Ibrahim selaku Mufti pertama Wali Songo memberikan misi kepada Syekh Subakir, salah satu anggota Wali Songo yang ahli di bidang metafisika (ahli pengusir jin). , setan, genderuwo dan sejenisnya).

Syekh Subakir bertugas melakukan kurban di kawasan angker di Pulau Jawa agar mampu melumpuhkan kekuatan gaib yang selama ini menguasai Pulau Jawa.

Setelah Syekh Subakir melakukan kurban di puncak Gunung Tidar, Magelang, barulah Syekh Jumadil Kubro dan para wali membagi tugas dakwahnya.

Syekh Jumadil Kubro memilih wilayah dakwah di lingkungan kerajaan Majapahit. Karena pengaruhnya terhadap pencerahan, Syekh Jumadil Kubro disegani oleh para petinggi kerajaan Majapahit.

Syekh Jumadil Kubro diyakini selain menyebarkan ilmu agama, juga mewariskan ilmu kebesaran kepada murid-muridnya.

Saat meninggal, Syekh Jumadil Kubro konon dimakamkan di antara makam para pejabat kerajaan Majapahit seperti Tumenggung Satim Singgo Moyo, Kenconowungu, Anjasmoro, Sunan Ngudung (ayah Sunan Kudus) dan beberapa patih serta senopati lainnya.

Sumber : Wikipedia dan diolah dari berbagai sumber

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours