Pentingnya menjaga industri kopi dari hulu hingga hilir

Estimated read time 4 min read

Situbondo (ANTARA) – Kopi Kayumas produk kebun Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sudah dikenal sejak zaman Belanda, tepatnya pada tahun 1886 dengan nama Van Landem Kayumas, hingga tahun 1957.

Kopi Kayumas yang diberi brand oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo dengan nama internasional “Golden Wood Coffee” telah mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain menjadi juara kopi nasional pertama (2010), juara dunia pertama kompetisi kopi internasional di Bali (2016), dan pada tahun 2017 berhasil meraih peringkat pertama untuk kopi Robusta di Tanah Air.

Dengan diluncurkannya produk “Kopi Kayu Emas” yang diluncurkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pada tahun 2021, para produsen kopi Arabika dan Robusta di Desa Kayumas semakin semangat dalam menjaga dan mengembangkan perkebunan kopi.

Selain perubahan produk menjadi “Café Madeira Dourada”, pemerintah setempat memberikan dukungan, termasuk pelatihan terkait budidaya kopi di masyarakat Kayumas.

Pelatihan dan pendampingan kepada kelompok petani kopi, mulai dari cara memanen kopi yang benar, hingga penanganan biji kopi yang benar, termasuk proses pengeringan biji kopi.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro, pelatihan dan pendampingan kepada petani kopi merupakan upaya meningkatkan kualitas dan nilai kopi di wilayah tersebut.

Saat ini potensi produksi kopi Arabika dan Robusta di Situbondo mencapai lebih dari 8.000 ton, dengan luas budidaya 3.434 hektare yang tersebar di wilayah Kecamatan Sumbermalang, Mlandingan, Jatibanteng, dan Arjasa.

Kekuatan utama desa Kayumas kecamatan Arjasa. Areal tanam kopi populer di lokasi ini mempunyai kapasitas produksi sekitar 4.800 ton, di lahan seluas kurang lebih 2.300 hektar kopi Arabika dan Robusta.

Kopi Kayu Emas (Kopi Kayumas) merupakan kopi arabika andalan di Situbondo dan rasanya berbeda dengan jenis kopi lainnya.

Selain memberikan pelatihan dan pendampingan budidaya kopi kepada kelompok petani, Pemerintah Kabupaten Situbondo terus berupaya memperkenalkan Golden Wood Coffee, kopi masyarakat Desa Kayumas, melalui berbagai kegiatan.

Salah satu kegiatan pemerintah daerah adalah festival kopi yang diadakan setiap tahun dengan mengundang para petani kopi, penggiat kopi, termasuk pemilik kedai kopi di “Kota Santri Pancasila”.

Di Situbondo, sekitar 40 hektare perkebunan kopi dikelola secara organik dan dengan pupuk alami, tanpa pestisida. Faktanya, puluhan hektar perkebunan kopi di Situbondo sudah memiliki sertifikasi organik.

Kopi Kayumas juga sudah menjadi kopi organik, karena banyak petani yang tidak lagi menggunakan pupuk kimia, sehingga produk kopi Kayumas banyak diminati di pasar nasional.

Salah satu penggiat kopi di Situbondo, Dody Prasojo mengatakan, sejauh ini program pendampingan dan pelatihan yang dilakukan pemerintah daerah telah memberikan manfaat bagi petani. Oleh karena itu, bantuan ini diharapkan dapat diberikan secara tuntas, sehingga seluruh petani kopi dapat menanam kopi yang baik dan benar atau sesuai SOP.

Pelatihan dan pendampingan budidaya kopi bagi petani sangat penting untuk terus meningkatkan kualitas kopi termasuk harga.

Dody Prasojo mengatakan, sejauh ini program pemerintah daerah memberikan bantuan dan pelatihan bermanfaat.

Oleh karena itu, dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani kopi, sebagian besar petani kopi dapat mulai menanam kopi yang baik, benar, dan sesuai SOP.

Pemerintah Daerah Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga harus terus mengupdate atau mengumpulkan informasi mengenai kelompok petani kopi.

Karena dengan adanya data dari kelompok petani kopi, pemerintah daerah akan lebih mudah menghubungkan setiap petani untuk mendapatkan pelatihan yang tepat dan benar serta membantu budidaya kopi.

Pelatihan dan pendampingan budidaya kopi bagi petani sangat penting untuk meningkatkan kualitas kopi termasuk harganya.

Pendampingan dan pelatihan terhadap petani kopi harus diberikan secara berkesinambungan, agar ada kesinambungan dan pembaharuan.

Dody yang merupakan petani kopi dan penggiat kopi di Situbondo pun mengapresiasi langkah Bupati Karna Suswandi yang memperhatikan dunia perkopian dengan branding kopi Kayumas dengan nama global, “Kopi Kayu Emas”.

Dengan nama baru ini diharapkan ada kesinambungan dalam perencanaan merek kopi dan jangkauan pemasaran yang lebih luas.

Perkebunan kopi rakyat di desa Kayumas selama ini sudah berfungsi, namun masih memerlukan perhatian pemerintah, baik pengelolaan hulu maupun hilir.

Hal senada juga disampaikan Ketua Kelompok Tani Kopi Sejahtera Kayumas Situbondo Alex Dwi Sisworaharjo. Menurut dia, kelompok petani kopi di wilayah tersebut sudah mendapatkan pendampingan dan pelatihan budidaya kopi.

Dengan bantuan tersebut, mereka berharap lama kelamaan kopi Kayumas bisa diekspor sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan pemerintah daerah Situbondo.

Dengan adanya dorongan dari pemerintah, para petani dapat dengan mudah mengekspor hasil pertaniannya dibandingkan mengandalkan pasar daerah yang dikenal dengan Kota Santri dan pasar di kabupaten/kota tetangga.

Dengan adanya brand Golden Wood Coffee Situbondo yang diciptakan Pemerintah Kabupaten Situbondo pada tahun 2021, terbuka peluang untuk menjual kopi spesial Situbondo ke luar negeri.

Lebih jauh ke hilir sungai, di Situbondo terdapat kafe jamur dengan staf terlatih. Memperhatikan seluruh aspek budidaya kopi, Situbondo akan menjadi salah satu pemasok bahan dasar minuman ini yang dinikmati masyarakat di seluruh dunia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours