2 Srikandi Capim KPK, Apakah Terpilih atau Terdepak?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Di antara 10 nama Calon Pimpinan (CAPIM) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ada 2 srikandi yang lolos dalam pemilihan calon KPK. Keduanya merupakan anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) Ida Budhiati dan Komisioner Kompolnas Poengky Indarti.

Sebanyak sepuluh calon pimpinan KPK yang diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dikirim ke DPR. Akankah dua srikandi di dalamnya terpilih menjadi pimpinan KPK atau didepak?

“Harapan saya sebagai juru bicara atau harapan KPK sebagai lembaga sama persis dengan harapan masyarakat Indonesia. “Kita semua menginginkan nahkoda di lembaga ini yang kredibel, berintegritas, dan mampu membawa kapal lembaga ini melewati gelombang perlawanan terhadap korupsi, gelombang pemberantasan korupsi, dan itu tidak mudah,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika, Rabu (8/10). 02-10-2024).

Harapannya, setelah nama sepuluh orang ini diajukan, wakil rakyat di Komite III DPR bisa memilih yang terbaik dari yang terbaik, lanjutnya.

Adapun sosok dua srikandi yang lolos pimpinan KPK yakni Ida Budhiati dan Poengky Indarti. Ida menjadi anggota DKPP sejak 2012. Saat itu dia merupakan perwakilan KPU.

Magister Hukum Universitas Diponegoro (Undip) ini berperan menentukan nasib personel KPU dan Bawaslu di pusat dan daerah.

Selain aktif di dunia pemilu, Ida juga banyak berkecimpung di bidang hukum yaitu Karya Relawan LBH Semarang (1994-1995).

Beliau juga pernah menjadi Koordinator Divisi Lingkungan Hidup dan Ketenagakerjaan LBH Semarang (1996–1997), Divisi Pelayanan Hukum LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) Jakarta (1997–2001), serta Direktur LBH. . Asosiasi Perempuan Keadilan Indonesia (APIK) Semarang (2004-2008).

Lalu pahlawan wanita lainnya Poengky Indarti. Ia merupakan seorang akademisi dan aktivis yang menjabat sebagai Komisioner Kompolnas.

Poengky lulus dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada tahun 1983 dan selanjutnya memperoleh gelar master di bidang hukum hak asasi manusia internasional dari Fakultas Hukum Universitas Northwestern di Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 2003.

Poengky adalah salah satu dari 18 orang yang mendirikan lembaga netral The Indonesian Human Rights Monitor pada tahun 2002, yang fokus pada isu hak asasi manusia.

Selain Ida Budhiati dan Poengky Indarti, ada delapan nama lain yang lolos kepemimpinan KPK. Mereka adalah Agus Joko Pramono, Ahmad Alamsyah Saragih, Djoko Poerwanto, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Johanis Tanak, Michael Rolandi Cesnanta Brata, dan Setyo Budiyanto.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours